Langsung ke konten utama

Kebersamaan yang Menikam

Pernahkah kau merasa.. hatimu hampa..
Pernahkah kau merasa.. hidupmu kosong..

Yah, tidak begitu-begitu amat kali. bahaya kalau benar seperti itu benar-benar kosong dan hampa. bisa jadi manusia tanpa akal dan iman kita. heheh.. yang jelas,.. merasa hampa, merasa kosong mungkin pernah kita alami, bisa jadi kadang, ataupun sering. Namun, lagi-lagi pilihan ada sama diri kita sendiri, apakah kosong dan hampa itu membuat semuanya lepas dan hilang? kehilangan kendali, kehilangan akal sehat..?? whatss.... woles aja kali.... dunia belum kiamat kok :D. Seberat apapun masalahmu, bebanmu, sakit hatimu, marahmu, kecewamu.. bukan legitimasi tuk merusak dirimu. you are still the best. never mind... all is well... believe that.....


*******
Tersenyum..... mendapatkan bahwa tak seperti dulu lagi. kali ini senyum tersungging karena mengingat betapa besarnya dulu harapan itu ada, pun tersenyum mendapatkan bahwa kali ini rasa itu seakan tidak ada. hilang.. pergi.. kosong.. dan hampa... tak ada harapan itu lagi. tak ada rasa itu lagi.. tak ada mimpi dulu. bukan semuanya adalah hampa, yang hampa adalah rasa. bagai makanan tak berasa. kembali ke titik sebelum awal. karena awal telah dimulai prahara hahha... prahara hati maksudnya :D. dan juga, senyum bahwa biarkan angin menulis lengkap kisahnya, tak terpahat dalam rak buku. Biarkan indah dalam sejarah, meski tak pernah jadi artepak. 

Mengapa hilang? ahh... pertanyaan itu lagi. bukan karena telah terjadi sengketa, tapi untuk kedamaian, kebahagiaan, senyum lain. ahh.. iya, lebih tepatnya adalah "kerelaan". ternyata merelakan itu membahagiakan. meski katanya sulit dan memang sulit tetapi bukan berarti tidak mungkin. kebersamaan telah menyulap harapan menjadi kerelaan. lebih baik begitu. 

Kebersamaan telah mampu merubah bukit asa menjadi dataran yang luas. mengejawantahkan setiap kepingan rasa menjadi lukisan pelangi. Jika dahulu kanvas itu ditaburi bunga, maka kali ini telah ditutupi oleh rimbunan pohon dan padang ilalang yang luas. tempat bermain bersama, bercengkrama bersama, berlarian bersama, dan kelak mungkin tempat merangkai bunga. untuk membuat semua tersenyum. tak perlu ada yang dikoreksi, telah berjalan benar dan seterusnya kuharap begitu.

"kebersamaan telah menikamku tentang arti menerima"

#ngomongapayaya #senyumkupagiini #silent #smile
BDI, 23 Oktober 2014

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap