Malang,... i'm coming..,,
Rasanya senang bisa pada akhirnya ke kota itu. Kota yang sudah lama ingin kukunjungi. Selain karena banyak wisata disana, juga disana banyak apel. Secara saya suka makan apel. Mau rasanya berada di kebun yang isinya apel semua.. heheh...keinginan SMP yang sudah lama terkubur muncul kembali jadi ingat bu Neng, guru perkebunanku waktu SMP, beliau setiap ngajar setia menyajikan cerita tentang hebat dan indahnya jadi insinyur pertanian. Bisa menanam buah-buahan di pot dengan dua macam buah. Bisa jambu dengan mangga.. saat mendengar begitu, langsung saja menghayal pekarangan rumahku di kelilingi oleh pot berisi buah-buahan beranek ragam. Wowww.. bagiku saat itu amazing buanget.....
Seiring berjalannya waktu, mimpi mempunyai rumah dengan aneka pot buah-buahan semakin pudar, kecenderungan saya makin jelas ke arah eksak. Dan... pada akhirnya saya memilih matematika sebagai pilihan hidupku hehhe.. (lebay dikit). Eitsss.... selain itu, kota malang bagiku juga adalah kota pelajar selain jogja dan bogor. Lumayan banyak orang yang tertarik menuju kota ini.
Nah....apa alasan saya pada akhirnya ke malang? Bukan untuk belajar, tapi membawa pelajar. Yah... membawa salah seorang siswa untuk ikut semifinal lomba olympiade math vektor UM Malang. Alhamdulillah... awal yang baik. Tersebutlah nama "sucianty Ramadhany" yang lolos ke semifinal. Semoga babak selanjutnya bisa dilewati dengan baik. Kuanggap ini sebagai sebuah langkah yang jitu...
Namun sayang beribu sayang... tahapan melaluinya yang bikin sakit kepala, puyeng, bingung, tidak enak, merepotkan orang, panik, sakit hati, bersabarm dan ikhlas. Banyak hal yang ingin kukutakan, namun lagi-lagi blog telah semakin menjadi ruang publik. Tapi yang jelas, dua hari ini adalah proses panjang yang banyak memberikan pelajaran kepadaku, terutama pelajaran sabar dan pelajaran cermat akan sesuatu. Utamanya hari ini, sejak setengah lima, ehh.. sejak malam malah sudah terjaga dan berpikir semua akan dilalui dengan indah dan mudah. Kenyataannya no way. Sesuatu yang mudah pada akhirnya menjadi sulit karen dipersulit oleh manusia sendiri. Mungkin iya, tiap orang punya idealisme sendiri, tiap orang berhak berketetapn dengan pilihananya sendiri, tiap orang berhak untuk tidak terlibat pada suatu hal, dan tiap orang punya harapan tetap menjaga nama baiknya. Yah.. itu lumrah saja, sah-sah saja... sangat wajar... but, please for this case, help me.. help our student, help our school, help all institution... tolonglah... tumbangkan sedikit idealismemu untuk kepentingan bersama. Ini tidak menciderai siapa2, justru memudahkan banyak orang, membuat tenang banyak orang, mengurangi pengeluaran sekolah, dan tentu membantu mewujudkan cita2 bersama agar siswa kita juga bisa. Just it. But why...?
Apakah juga sudah ada ego yang menutupi? Atau mungkin kecewa menggelayuti? Ok.. i know... saya paham.. saya mengerti.. tapi bukankah saat ini baiknya mengesampingkan itu dulu. Kalaupun bisa dan kalaupun mau memilih, mungkin meski saya berkeinginan pergi, saya akan berpikir juga, becoz, three days ago, i will test. Saya pun ingin belajar, saya pun ingin konsentrasi, saya pun mau mempersiapkan diri. Saya ingin tinggal, but again... ini amanah awal saya di tempat itu. Saya hargai, dan okelah saya akan berusaha melaksanakannya dengan baik. Lalu siapa yang salah? Saya tidak ingin mempersalahkan atau menyalahkan siapa-siapa, meski rasanya sesàk mendapatkan kejadian begini, biarlah.. saya akan menjadikan pelajaran. Pelajaran yang amat berharga....
Hari ini, pelajaran hidupku bertambah lagi. Pelajaran untuk bersabar seberat apapun masalah, tetap tenang,dan yakin Allah akan selalu memberikan solusi di setiap mumetnya masalah. Saya juga belajar tentang pandangan seseorang, tidak semua orang akan sama dengan pandangan kita, meski hal itu kita anggap sebagai sebuah kebaikan ideal. Tiap orang punya asumsi idealnya masing.., dan ideal versi orang lain, akan mungkin dipertahankan dengan sebaik2nya dan sekuat2nya. Meski melanggarnya bagimu adalah sebuah kebaikan yang lebih, tidak selamanya orang beranggapan yang sama.
Akhirnya, saya hanya bisa menarik nafas panjang berkali-kali, atas gado-gado perasaan tentang kejadian hari ini. Mungkin saya kecewa, but never mind.. saya yakin ada pembelajaran penting yang ingin disampaikan kepada saya melalui kejadian ini. Dan... buat saudariku... afwan jiddan, jika ternyata saya membuat kecewa dan menawarkan tuk menyalahi idealismemu. Saya berpikir bahwa kali ini menyalahinya lebih membawa banyak kebaikan, bukan cuma untukku, tapi lebih kepada siswa kita, dan tentu untuk kita semua dalam institusi itu. Its my opinion... i'm sorry... for all...
Ya., Rabb,... mudahkan urusanku... lancarkan perjalanku... semoga perjalanan kali ini lebih mendewasakanku. Aamiin.....
Makassar, @bandarahasanuddin, 10 Okt 14
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar