Alhamdulillah sekitar pukul 21.00 tiba juga di penginapan, kost milik bu Hamsia, tante Suci di bilangan gang Dinoyo, jl. MT. Haryono. Lumayan juga sih, menemukan alamatnya membuat emosi pak sopir naik juga. Selain bingung alamatnya, juga bingung dengar orang sulsel ngomong. Katamya epat banget.. heheh… belum tahu dia.. orang sulsel katanya kalau ngomong kayak kereta api hehhe….. sabar pak… woles pak…. :D
Tiba di jam segitu artinya sekitar 14 jam dari Makassar barulah tiba di Malang. Bukan jarak tempuh yang membuat begitu lama, tetapi.. seperti pada tulisan sebelumnya, banyak masalah… dari tiket, KTP, sampai pada bingung karena kehabisan tiket siang, mosok iya menunggu 12 jam di bandara baru berangkat. Ini saja suaraku sudah parau. Begitulah kalau saya kecapean, plus banyak nelpon sana-sini akibat masalah tiket, jadinya yah begitulah… sampai hari ke-5 pun, setelah balik dari malang, suara masih parau juga, plus batuk, dan badan rasanya mau rontok. But, never mind, inilah jalannya. Yakin, ada pelajaran yang mesti kulewati melalui kejadian ini. Terutama pelajaran sabar. ishbir..ishbir….
Pagi pertama di Malang, segera bersiap-siap menuju UM Malang untuk mengantar siswa ikut lomba. Semoga, bisa berjalan baik dan Suci bisa konsentrasi dan tenang mengerjakan soal. But, lagi-lagi saya selalu mengatakan, semua orang berharap juara, tetapi bukan itu yang mesti ita jadikan pijakan. Paling penting dari semua itu adalah proses. Setiap kita berproses, tidak ada orang yang sekali berproses langsung berhasil, mungkin ada tetapi tidak berlaku umu. Oleh karena itu, keep calm.. prose situ penting, pengalaman itu penting. Pelaut yang ulung dihasilkan dari ombak yang besar, begitu pun kberhasilan dalam belajar atau lomba. Untuk berhasil, terkadang kita mesti jatuh dulu, kalah, tertatih, mungkin merangkak. Itulah proses. Ketika kita bersabar, yakin dan bersungguh-sungguh, maka proses itu akan membuahkan hasil insya Allah. Saya pun mengtakan kepada Sucidan Tantenya, bahwa jika yang lain berhasil, wajar karena memang mereka sudah banyak pengalaman, banyak, latihan dan bimbingan. Tetapi kalau suci lolos ke semifinal padahal belum mendapatkan bimbingan, mungkin hanya belajar semalam sebeum lomba, maka itu luar biasa menurutku, langkah awal yang bagus. Bukan kebetulan bagiku. Karena, tidak ada yang kebetulan d dunia ini, karena semua telah tercatat di Lauhul Mahfudz, dan sesuai dengan proses kita, usaha kita. Bukankah Allah mengatakan bahwa “Allah tidak akan merubah suatu kaum sampai kaum tersebt merubah sendiri keadaan yang ada padanya”. Dari sini menunjukkan bahka, sesuatu itu tidak akan berhasil, tidak akan berubah, jika kita sendiri tidak mau berusaha, tidak mau berproses. Bukankah memang “ilmu pengetahuan itu pahit pada awalnya dan manis seperti madu pada akhirnya?”, dan juga Imam syafi’I mengatakan “jika kamu tidak tahan dengan lelahnya belajar, maka kamu akan menanggung pedihnya kebodohan”. So, tidak mengapa dengan hasilnya, yang pntig kita sudah berusaha, berdoa, dan perproses. Utuk hasil, serahkan pada Allah. J
Tiba di jam segitu artinya sekitar 14 jam dari Makassar barulah tiba di Malang. Bukan jarak tempuh yang membuat begitu lama, tetapi.. seperti pada tulisan sebelumnya, banyak masalah… dari tiket, KTP, sampai pada bingung karena kehabisan tiket siang, mosok iya menunggu 12 jam di bandara baru berangkat. Ini saja suaraku sudah parau. Begitulah kalau saya kecapean, plus banyak nelpon sana-sini akibat masalah tiket, jadinya yah begitulah… sampai hari ke-5 pun, setelah balik dari malang, suara masih parau juga, plus batuk, dan badan rasanya mau rontok. But, never mind, inilah jalannya. Yakin, ada pelajaran yang mesti kulewati melalui kejadian ini. Terutama pelajaran sabar. ishbir..ishbir….
Pagi pertama di Malang, segera bersiap-siap menuju UM Malang untuk mengantar siswa ikut lomba. Semoga, bisa berjalan baik dan Suci bisa konsentrasi dan tenang mengerjakan soal. But, lagi-lagi saya selalu mengatakan, semua orang berharap juara, tetapi bukan itu yang mesti ita jadikan pijakan. Paling penting dari semua itu adalah proses. Setiap kita berproses, tidak ada orang yang sekali berproses langsung berhasil, mungkin ada tetapi tidak berlaku umu. Oleh karena itu, keep calm.. prose situ penting, pengalaman itu penting. Pelaut yang ulung dihasilkan dari ombak yang besar, begitu pun kberhasilan dalam belajar atau lomba. Untuk berhasil, terkadang kita mesti jatuh dulu, kalah, tertatih, mungkin merangkak. Itulah proses. Ketika kita bersabar, yakin dan bersungguh-sungguh, maka proses itu akan membuahkan hasil insya Allah. Saya pun mengtakan kepada Sucidan Tantenya, bahwa jika yang lain berhasil, wajar karena memang mereka sudah banyak pengalaman, banyak, latihan dan bimbingan. Tetapi kalau suci lolos ke semifinal padahal belum mendapatkan bimbingan, mungkin hanya belajar semalam sebeum lomba, maka itu luar biasa menurutku, langkah awal yang bagus. Bukan kebetulan bagiku. Karena, tidak ada yang kebetulan d dunia ini, karena semua telah tercatat di Lauhul Mahfudz, dan sesuai dengan proses kita, usaha kita. Bukankah Allah mengatakan bahwa “Allah tidak akan merubah suatu kaum sampai kaum tersebt merubah sendiri keadaan yang ada padanya”. Dari sini menunjukkan bahka, sesuatu itu tidak akan berhasil, tidak akan berubah, jika kita sendiri tidak mau berusaha, tidak mau berproses. Bukankah memang “ilmu pengetahuan itu pahit pada awalnya dan manis seperti madu pada akhirnya?”, dan juga Imam syafi’I mengatakan “jika kamu tidak tahan dengan lelahnya belajar, maka kamu akan menanggung pedihnya kebodohan”. So, tidak mengapa dengan hasilnya, yang pntig kita sudah berusaha, berdoa, dan perproses. Utuk hasil, serahkan pada Allah. J
Bersumbang………….
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar