Langsung ke konten utama

Tempat Favorit

Tempat ini, bukanlah tempat penuh dengan terangnya lampu mewah. Bukan pula tempat dipenuhi pepohonan yang rindang. Bukan tempat yang di kelilingi oleh deburan ombak. Tidak ditutupi oleh pasir putih. Atau bukan tempat yang indah menurut kebanyakan orang. Namun, inilah tempat favoritku. Disnilah telah beberapa saat lamanya menjadi tempat yang kusukai. Sering kukunjungi. Mengapa..?? ada banyak alasan.. karena disini saya bisa menikmati suasana kompleks yang dihiasi deretan atap rumah sana-sini. Dapat menikmati suasana malam dengan sapaan angin yang slalu memberikan kesejukan. Pun disini, saya bisa menikmati hiruk-pikuk lalulintas udara, mengetahui karakteristik deru pesawat. 
 
Dan... disinilah tempatku banyak duduk. Entah merenung tentang hidup, tentang masalahku, tentang harapanku, tentang duniaku. Juga, tempatku tuk menangis dengan banyak alasan. Meski sepi, sendiri, menyendiri, namun disinilah rasanya bisa plong menangis dalam kesendirian, menangis dalam diam, dan menangis tanpa suara. Karena kuharap, biarlah tak ada yang tahu tangisanku. Hehhehehe.. ketahuan suka nangis sendiri. Uuppppzzzz........... zzzttttttt......
 
Di tempat favorit ini juga kutumpahkan tawaku. Tertawa dengan segala kebahagiaan yang kurasakan. Bahkan tertawa saat menyadari suatu hal yang ternyata membahagiakan dan kurindukan. Juga.. tertawa karena menertawai diriku yang bisa menangis karena hal-hal yang tidak selayaknya kutangisi. Tawaku pun dalam diam. 
 
Kutumpahkan rasaku. Disapa malam dan terbawa angin. Bercengkrama dan mengalun membentuk melodi indah versi diriku. Meski di dalamnya ada tangisan, tawa, sedih, amarah, benci, kesal, sesal, kelu, kecewa. Semua bersatu membentuk nyanyian indah. Kan kunyanyikan disetiap derai hidupku. Kukemas dengan rapi, kelak akan menjadi lembar-lembar sejarah yang akan tetap indah tuk di kenang. 
 
Tempat ini, tetaplah tempat indah bagiku. Tempat favorit yang sering kukunjungi dengan aneka rasaku tiap harinya. Disini, ada banyak harapan yang lahir, banyak sesal yang hadir, ada banyak cerita yang terukir, serta banyak tulisan yang mampir. Kelak, tempat ini akan kutinggalkan. Namun, tempat ini akan selalu kuingat dan kukenang.

Tempat favorit, lantai 3 full udara J. 09 November 2014

Komentar

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap