26 November, akhirnya pengumuman dari kemdikbud keluar juga. Hasil TKD menunjukkan bahwa Alhamdulillah saya lolos tahap pertama. Dan lebih alhamdulillah lagi karena berada diurutan pertama. senangggnyaaa tuh disini #nunjukdada. Senang rasanya bisa lulus, senang rasanya bisa urutan pertama, senang rasanya menunjukkan bahwa saya benar bisa jika saya berusaha, dan juga senang bahwa segala usaha, kesusahan dan apa yang dialami punya ganjaran yang setimpal dari Allah. pokok'e.... senang pisan euy........ ^_^
Namun, dibalik senangnya saya, ada galau yang menghampiri. Sangat berharap, namun, juga dibayangi rasa ketidakenakan dan was-was. dan rasa galaunya tuh sakitnya disini... aapakah ini jalanku? apakah benar saya akan dan lebih memilih jalan ini? benarkah saya akan memilih pergi jauh? benarkah, saya akan berpisah dengan keluargaku? benarkah inilah pilihan yang kuinginkan? benarkah inilah yang terbaik? benarkah saya akan tetap berjuang untuk mewujudkan mimpiku? apakah ini bukan egois namanya? hufftt..... juga, saya khawatir pengumuman lain akan muncul di waktu yang bersamaan? lalu saya akan memilih mana? berharap semoga jalan kemdikbud ini jauh lebih dahulu daripada yang satunya. Berharap keinginan untuk betul bisa menjemput rejeki di kemdikbud dan kampung orang lain jadi kenyataan. Tetapi, meski begitu, ada saja perasaan ketidakenakan, kebingungan. Antara harapanku dan harapannya. Harapan yang berbeda. Seperti kemarin kataku, saat ini, do'aku dan do'anya sedang bertarung memperebutkan ridho Allah, yang manakah yang akan menjadi kenyataan. Ya Rabb, apa yang harus kulakukan...??
Apakah saya egois dengan semua ini? apakah saya sedang membayangi rejeki orang lain? apakah saya salah jika harapanku berbeda dengan harapannya. Tapi jujur, bukan berarti saya tidak menyayangi mereka. Saya punya alasan, meski tak kusampaikan tetapi yakin Allah tahu semuanya. apakah itu salah? apakah saya egois? bingung, langkah apa yang mesti diambil.. apakah akan tetap memperjuangkan mimpiku? mimpi yang semakin nyata di depanku. ataukah saya memilih mengubur mimpi dan membuat nyata mimpinya? apa dijalani keduanya saja?
Arghhhh... ternyata, hidup tidak sebebas yang kupikirkan. Meski ingin mewujudkan mimpi pun, banyak hal yang mesti depertimbangkan, termasuk perasaan orang terdekat. bingung.... so what..???
Ya begitulah lika liku hidup.
BalasHapusiya. itulah hidup. selalu ada saja pilihan. dan mesti memilih, meski pilihan2 itu membuat galau :-)
Hapus