Mungkin, kali ini lagi-lagi akan mengatakan maaf. Dengan apa yang menjadi taqdirku kemudian. Memang belum ada info pasti, tapi rasanya, makin hari harapan semakin mendekati limit x --> 0, alias semakin kecil dan kecil.. semakin mendekati titik nol. Pesimis yang menghiasi, optimis telah beberapa saat lalu berpamitan denganku dengan melihat kenyataan di depanku. Rasanya, saya tak punya kekuatan apa-apa melihat setiap ruang utukku yang makin mampat.
Sesaat setelah lembar demi lembar itu kutelusuri, kudengarlah suaramu diseberang sana. dan entah kenapa, saya hanya bisa menyembunyikan air mata yang tiba-tiba berdesakan ingin berlarian keluar. Ada banyak alasan mengapa ingin menangis, namun yang paling membuat sesak adalah kesadaran bahwa kali ini, kayaknya saya belum bisa mewujudkan mimpinya. Mungkin saya gagal lagi.. lagi..dan lagi... semakin berat ketika kulirik, mungkin tak ada diantara kami yang berhasil mengukir senyum di wajahmu kali ini. betapa rasa ketidakenakan ini memaksaku untuk menangis sendiri di sudut kamarku.
Air mata ini berlarian juga, meski sunyi, namun rasanya sesak menghadirkan wajah kecewamu. Maafkan karena senyum mungkin belum bisa engkau sunggingkan kali ini. Maaf.... mimpi itu buyar kembali.... but, i hope, the next it's come true.. Godwilling....
Again... Afwan Jiddan... Saya hanya bisa menyembunyikan bulir ini. Mungkin dengan menampakkan bahwa saya baik-baik saja itu adalah paling minimal yang bisa kuberikan. :'(
BDI, 20 Des '14
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar