Langsung ke konten utama

my Brother, Afwan...

ini tentang kakakku. diantara semua kakakku, mungkin dia adalah sosok yang terihat beda. Bedanya apa? dialah sosok yang palingkeras, paling ngotot, paling pemarah, paling mau menang, paling temperamen. Bahkan kami terkadang bahkan sering mesti makan hati karena kata-katanya yang keluar saja bagai jet. Tak kenal kami mau marah, sedih, atau menangis mendengar kata-katanya, dia tetap saja mengomel ketika ada hal yang tidak ia sukai. itulah dia, dengan karakter khasnya.

But, di balik kerasnya dia. sebenarnya dia adalah sosok yang perhatian, peduli, penyayang dan rela berkorban. mungkin orang tidak sadar dengan sikap baiknya ini, karena hampir tak terlihat, tetapi jika orang yang dekat dengannya akan tau bahwa sebenarnya dia adalah sosok yang penyayang. itulah yang saat ini kurasakan. Betapa dia sangat menyayangi kami, mungkin terkhusus kali ini adalah saya. Dengan harapan bahwa saya bisa tercirat sukses sepertinya, dia berusaha sepenuhnya ingin mengawal prosesnya. Meski ia sadar bahwa masih banyak tangan perkasa para tuan-tuan yang lebih kuasa dibandingkan dirinya. Tetapi, saya berhasil menangkap bahwa, dia sangat penyayang, perhatian dan berbuat tak setengah-setengah. 


Dengan kusadari perhatiannya itu, ada haru yang menyelimutiku. Ada sesal. Ada sedih. Ada rasa bersalah. Ada rasa ketidakenakan. Rasa inilah yang menggiringku untuk ingin diam-diam menangis mengingatnya. Arggghhh.. kenapa akhir-akhir ini saya teramat cengeng... tetapi, kesyukuranku bahwa, saya menumbangkan image yang pernah tinggal dibenakku, bahwa ia adalah sosok yang menakutkan dan tak ada lemah lembutnya. Mungkin, itulah dia, tak bisa menampakkan perhatiannya dengan sebuah kata-kata yang lembut, dengan sebuah pelukan, dengan sebuah kehangatan, dengan sebuah hal yang lazim ditampakkan oleh orang lain. Dengan cover dirinya seperti itu, itulah caranya menyampaikan bahwa jauh di balik sikapnya yang keras bahkan kasar, tetap saja ada kelembutan pengorbanan yang tak terperi. 

afwan jiddan... maafkan aku... maafkan atas citra yang selama ini kubangun... dengan apa yang terjadi saat ini, kusadarai bahwa tak berkurang perhatianmu sebagai seorang kakak yang terbaik buatku, buat adikmu.. trima kasih.... semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat, rezeki, hidayah kepadamu.. semoga Allah selalu menunjukimu jalan yang diridhoi-Nya. again... afwan jiddan for you my brother.

BDI, 31 Desember 2014

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap