ini tentang kakakku. diantara semua kakakku, mungkin dia adalah sosok yang terihat beda. Bedanya apa? dialah sosok yang palingkeras, paling ngotot, paling pemarah, paling mau menang, paling temperamen. Bahkan kami terkadang bahkan sering mesti makan hati karena kata-katanya yang keluar saja bagai jet. Tak kenal kami mau marah, sedih, atau menangis mendengar kata-katanya, dia tetap saja mengomel ketika ada hal yang tidak ia sukai. itulah dia, dengan karakter khasnya.
But, di balik kerasnya dia. sebenarnya dia adalah sosok yang perhatian, peduli, penyayang dan rela berkorban. mungkin orang tidak sadar dengan sikap baiknya ini, karena hampir tak terlihat, tetapi jika orang yang dekat dengannya akan tau bahwa sebenarnya dia adalah sosok yang penyayang. itulah yang saat ini kurasakan. Betapa dia sangat menyayangi kami, mungkin terkhusus kali ini adalah saya. Dengan harapan bahwa saya bisa tercirat sukses sepertinya, dia berusaha sepenuhnya ingin mengawal prosesnya. Meski ia sadar bahwa masih banyak tangan perkasa para tuan-tuan yang lebih kuasa dibandingkan dirinya. Tetapi, saya berhasil menangkap bahwa, dia sangat penyayang, perhatian dan berbuat tak setengah-setengah.
Dengan kusadari perhatiannya itu, ada haru yang menyelimutiku. Ada sesal. Ada sedih. Ada rasa bersalah. Ada rasa ketidakenakan. Rasa inilah yang menggiringku untuk ingin diam-diam menangis mengingatnya. Arggghhh.. kenapa akhir-akhir ini saya teramat cengeng... tetapi, kesyukuranku bahwa, saya menumbangkan image yang pernah tinggal dibenakku, bahwa ia adalah sosok yang menakutkan dan tak ada lemah lembutnya. Mungkin, itulah dia, tak bisa menampakkan perhatiannya dengan sebuah kata-kata yang lembut, dengan sebuah pelukan, dengan sebuah kehangatan, dengan sebuah hal yang lazim ditampakkan oleh orang lain. Dengan cover dirinya seperti itu, itulah caranya menyampaikan bahwa jauh di balik sikapnya yang keras bahkan kasar, tetap saja ada kelembutan pengorbanan yang tak terperi.
afwan jiddan... maafkan aku... maafkan atas citra yang selama ini kubangun... dengan apa yang terjadi saat ini, kusadarai bahwa tak berkurang perhatianmu sebagai seorang kakak yang terbaik buatku, buat adikmu.. trima kasih.... semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat, rezeki, hidayah kepadamu.. semoga Allah selalu menunjukimu jalan yang diridhoi-Nya. again... afwan jiddan for you my brother.
BDI, 31 Desember 2014
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar