Langsung ke konten utama

Jangan.... Aku Bukan Aktivis

Coba di cek, mudah-mudahan bisa buat renungan

Aku Malu Dipanggil Aktivis
✅ Aku malu saat kau memanggilku dengan sebutan “Aktivis” Karena bisa jadi amal baik mu lebih banyak daripada amalku.
✅ Aku malu saat kau memanggilku dengan sebutan itu, Karena bisa jadi keikhlasanmu lebih mendalam daripada diriku.
✅ Aku malu sangat malu saat kau memanggilku dengan sebutan ''Aktivis'' yang hebat, Karena bisa jadi kedudukan engkau lebih mulia di hadapan Allah. Siapa yang tahu tentang hati ini? Bukankah yang mengetahui hanyalah diri sendiri dan Allah semata?
✅ Aku sungguh sangat malu kawan, engkau memanggilku dengan sebutan “aktivis” ketika bacaan Qur’an ku masih terbata-bata dan belum baik. Apalagi dengan hafalan Qur’an ku? Tahsin saja aku masih menunda-nunda. Apalagi untuk tingkat Tahfizh?
✅ Aku merasa tidak pantas kawan, ketika engkau menyebutku dengan sebutan “aktivis” yang sering pulang larut malam karena banyak agenda dakwah disana-sini. Hingga tak jarang aku membiarkan Mushaf itu hanya bergeletakan di atas meja kerjaku. Atau bahkan hanya ku simpan di dalam tas-ku tanpa sesekali ku membacanya.
✅ Aku tak kuasa menahan air mata ini kawan, engkau memanggilku dengan sebutan “aktivis” ketika lalai ku membuat kalian merasa terzolimi. Lalai ketika tidak bisa menjalankan amanah di tempat tinggal bersama mu, atau lalai ketika tidak memerhatikan hubungan ukhuwah antara kita. Ya, karena aku terlalu sibuk dengan agenda-agenda dakwah ku di luar sana.
✅ Aku merasa diri ini tak pantas engkau panggil dengan sebutan “aktivis” ketika kehidupanku mulai tak seimbang antara kegiatan organisasi dan akademik. Padahal engkau selalu memerhatikanku. Tapi sepertinya aku bersikap acuh tak acuh hingga penyesalan itu kian datang. Dan berujung dengan keputusasaan.
✅ Aku merasa malu sekali kawan, engkau memanggilku dengan sebutan “aktivis” yang pandai menjaga hati. Padahal bisa jadi ketika aku bertemu dengan kawan perjuangan lawan jenis disana, hatiku terpaut tak menentu dan mengotori jalan ke-ikhlasan cintaku kepada-Nya. Bisa jadi engkau lebih pandai menjaga hatimu dari pada aku yang berbalut dalam organisasi dakwah ini. Bisa jadi ini hanya topeng semata untuk menutupi busuk nya hatiku di hadapan mereka yang tak tahu.
✅ Aku sungguh sangat sedih kawan, engkau memanggilku dengan sebutan “aktivis hebat”, padahal bisa jadi engkau lebih hebat mengatur waktu dan amalan yaumiyahmu dibanding dengan diriku.
✅ Sudah cukup kawan, jangan panggil aku dengan sebutan “itu” lagi, jika aku hanya berlindung diri dalam kegiatan dakwah tanpa membenahi diri menjadi lebih baik.
Sungguh…
πŸ”† Ini bukanlah dakwah, Ketika amal yaumiyah mu terlalu berserakan di jalan. Hancur berkeping-keping.
πŸ”† Ini bukan dakwah, Ketika Bacaan Qur’an mu tak sampai satu juz perharinya dan engkau menggantinya dengan hanya berkumpul-kumpul saja tanpa arti. Atau kegiatan lainya yang sia-sia.
πŸ”† Ini bukan dakwah, Ketika engkau tak mau memperbaiki bacaan Qur’an mu dan menambah Hafalan Qur’an mu dengan alasan berjuta-juta kesibukanmu.
πŸ”† Ini bukan dakwah, Ketika amanah di dalam tempat tinggalmu terus kau lalaikan dengan alasan sering pulang larut malam karena rapat disana-sini. Apa artinya bersinar di luar namun redup di dalam?
πŸ”† Ini bukan dakwah,Ketika engkau tak peduli dengan kondisi kesehatan dan akademikmu sendiri. Padahal saudara-saudaramu sudah sering mengingatkanmu. Hingga kau menyesal nanti. Dan terkadang menyusahkan saudara-saudaramu.
πŸ”† Ini bukan dakwah,Ketika hijab hatimu sudah sangat terkoyak, bahkan tak jarang kau sering mengotori hatimu melalui cara berkomunikasi yang tak wajar dengan kawan lawan jenismu. Atau bisa jadi membuat-buat alasan untuk koordinasi kegiatan dakwah.
πŸ”† Ini bukan dakwah, Ketika lingkungan sekitarmu tak kau pedulikan, bahkan senyumanmu terhadap saudaramu engkau lupakan.
“Yaa Muqollibal Qulub, Tsabbit Qolbi ‘Ala Diinik”“Wahai Zat yang membolak-baikan Hati, teguhkan hatiku di atas agama-Mu”
#copas

Komentar

  1. Thx banget udah mampir di blog gue ya... Ini inspiratif banget postingannya, membuat termenung banget... Thx udah share, tapi coba deh sesekali lo sendiri yang bikin. Nggak ada salahnya mencoba untuk menginspirasi orang lain dari tulisan sendiri :)

    BalasHapus
  2. ok. sami2 krn kunjungan balik. heheh.. silahkan baca aja tulisan di blog ini. nggak semuax copas kok. kalaupun copas di bagian akhirx ditulis copas kok. jd selagi tdk ada tulisan copas, berarti itu tulisan asli saya.. :-)

    BalasHapus

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap