Langsung ke konten utama

All about Labkommat


Malam ini judulnya adalah kangen Labkommat. Entah kenapa, mungkin karena di list WMP yang kudengarkan saat ini berisi nasyid yang selalu diputar di lab. Dan semua lagu itu adalah lagu2 favorit para asisten. ahhh... wajar saja kalau saya rindu. 

Semua berawal dari 10 tahun lalu. Menginjakkan kaki di jurusan matematika UNM, sudah menjadi keinginan banyak mahasiswa menjadi asisten Lab. Termasuk saya sendiri. Awalnya, saya hanya magang sebagai penerima beasiswa saat itu. Karena, ada pemberitahuan bahwa semua penerima beasiswa harus magang di salah satu unit di jurusan. Ada banyak unit, administrasi, Analisis Data, Perpustakaan, Prodi, dan Labkommat. Saat itu, saya tertarik dengan Lab, karena saya ingin mengetahui dunia asisten juga. Dan saat itu, jujur memang yang kedengaran jadi asisten itu keren. yah.. pikiranku saat itu. Pikiran seorang Maba. Dan memang, saat memasuki dunia kampus, terkesan asisten itu memiliki banyak kemampuan, dan mereka punya nilai berbeda. hehehe.... 

Akhirnya saya pun magang disitu. Tetapi paling cuma datang piket. dan saat itu saya masih sangat lugu. benar-benar lugu :D. Namun, tidak menjadi keniscayaan bahwa ketika magang akan pasti jadi asisten Lab. harus ikut lagi seleksi asisten seperti yang lain. Untungnya berselag beberapa waktu, ada penerimaan asisten Labkommat01 (lab ada 2, lab 01 dan lab 02, dengan spesifikasi kerja yang berbeda). Saya pun turut memeriahkan penerimaan itu bersama teman-teman yang lain. saya sudah tidak ingat ada berapa yang ikut seleksi. Di awali dengan seleksi berkas, alhamdulillah saya lolos. Itu artinya melangkah ke tes yang paling menegangkan tes praktek, tes microteaching, dan tes wawancara.  Saat itu bisa dikatakan, hanya bermodal nekad. kenapa? karena saya belum tahu banyak tentang komputer. Boro-boro, kebal komputer aja pas kuliah. itupun ngerti program2nya jg nggak, meski wird sekalipun. apalagi program aneh lainnya dan juga perangkat2nya. yahh.. never mind, dicoba tak mengapa hahahhaa...

Tibalah masa tes tersebut. Semuanya dilaksanakan sehari full. inilah yang diistilahkan "dumba2 gleter". Tes pertama yaitu tes praktek. tahu nggak rasanya gimana? kayak pengen kabur saja. kami digilir masuk tes praktek, entah berapa orang setiap shift, yang membuat pengen kabur adalah, kami harus dites dengan 10 program sekaligus hahahha... kebayang nggak? word aja masih puyeng apalagi yang lain. Tersebutlah word, excel, powerpoint, access, turbo pascal. quick basic, GW Basic, visual basic, pom for windows, SAS, SPSS, Minitab, Maple, Matlab, Jaringan, Maintenance, pascal, entah apalagi. untungnya saat itu, bukan saya yang pertama masuk, jadi ada kesempatan nanya sama teman yang diujikan apa. Dengan mendengar semua program2nya, langsung aja ketawa.. wkwkkw.... gimana jawabnya? aduhhh.... Saat itu, ada teman yang bawa buku maintanance, barulah coba belajar tentang perangkat komputer, meski belajar buta2 hahahha.... Tibalah saatnya masuk tes... Bismillah... apa yang terjadi trjadilah... jawab aja apa adanya. benar saja, kalau nggak tahu, langsung aja saya bilang nggak tahu. emang nggak tahu kok, baru dengar namanya, gimana bisa operasikan programnya seperti quick basic, turbo pasca.. ampun DJ wkwkwkkwkwk.. Kalau sudah begitu, kakak asisten cuma senyum mendengar jawaban lugu dan jujur kami. :D

Tes selanjutnya ada tes microteaching. nah.. nggak kalah dumba2 nih :D. kami harus berdiri di hadapan kakak asisten mengajarkan sebuah program dengan materi yang dipilih sesuai dengan yang ada di daftar pilihan. Gimana nasib kami selanjutnya? dan... kali ini kondisi tidak jauh beda dengan sebelumnya. Bukan lagi diminta mengoperasikan program, tetapi mesti mengajarkan sebuah program. Yang dinilai adalah penguasaan materi, penguasaan kelas, penampilan, mental juga :D. Di mental itulah kayaknya yang lebih besar porsinya. Saat kami berdiri di depan kakak asisten mengajarkan sebuah materi program, di bawah mereka bertingkah banget. Ada yang sengaja tidur, ada yang sengaja ribut, ada yang sengaja cuek, ada yang serius, ada yang sengaja bertanya terus, ada yang sengaja melucu, juga ada yang berani mengganggu. Huuftt.. lumayan menguras emosi menyaksikan mereka. sudah lumayan dumba2 mengajarkan materi, khawatir nggak bisa menguasai, ehh... mesti menyeimbangkan pula dengan kenakalan mereka hahahha... serasa di ospek lagi. #ospekkedua. Ada loh yang nangis saat tes microteaching, karena nggak nahan dikerjain dan dicecari banyak pertanyaan. kalau sudah kyak gitu, kakak asisten pada senyum-senyum. Hahahaha.. 

Selanjutnya adalah tes wawancara. Ada apa pada tes ini? akankah dikerjain lagi?. Lagi-lagi, tes dibagi dalma beberapa pos. Seingatku ada pos kedispilinan, Kerjasama, Mental, Loyalitas, kepribadian. nah loh itu apa lagi? kami kembali diberikan shift dan digilir. setiap kami mesti melewati setiap pos. Karakter tiap pos beda2, pertanyaannya folusnya juga beda2. karakter penunggu pos juga beda2. Alamakkk.. makin dumba2... Tak terkecuali dengan saya. Di pos kedisplinan, yang dipertanyakan adalah bagaimana mengatur waktu ketika jadi asisten, antara kuliah, lab, organisasi dan keluarga. Bagimana bisa disiplin tepat waktu datang ke lab baik untuk piket maupun tugas asistensi. Pos kerjasama, menguji tentang bagaimana kami bisa bekerjasama dengan orang lain, karena setiap individu pasti berbeda2, maka dengan semua tugas yang diemban dibutuhkan kerjasama yang solid. Pos kepibadia lebih menguji tentang kepribadian kami. Apakah termasuk orang yang pemarah, pemalu, keras kepala, mau menangs sendiri, introvert, ekstrovert, dsb. Pos loyalitas, sudah tentu dengan bagaimana kami bisa loyal terhadap lab, dengan berbagai kemungkinan. dan yang paling kuingat adalah pertanyaan bahwa "jika suatu saat ada jadwal kuliah namun saat itu cuma sendirian di lab sedangkan ada mahasiswa yang akan praktikum telah menunggu depan pintu, maka akan meilih apa? terus ikut kuliah atau ngajar parktikum?". Juga "ketika ada tugas ngajar praktikum di lab, namun ada telpon dari kampung ortu meminta untuk pulkam, dan anda juga rindu sama ortu, akan memilih mana?" hahah... baru sekarang nyadar kalau pertanyaan itu mirip tes-tes CPNS :D. Dan terakhir adalah tes mental. Hahaha.. dari namanya saja sudah ketahuan kalau nasib kam tidak bakal mengenakkan disini. Benar saja... saat masuk pos itu, serasa masuk sarang harimau wkwkwk... Saya juga masih ingat wajah orang2 di pos itu, Kak Hakim, kak Anwar, kak Aswar. Di pos inilah airmata saya benar hampir meluncur bebas. betapa tidak, masuk kayak diintrogasi. Ada pertanyaan yang saat itu sempat membuat saya lama menjawabnya, kalau tidak salah "di Lab akan berhadapan dengan banyak orang termasuk laki2. Dengan penampakanmu kayak seperti itu diketahui bahwa kamu tidak terbiasa berinteraksi dengan laki2. bagaimana? apa bisa bertahan? atau mau keluar?". Saat itu saya tidak langsung menjawab, sampai akhirnya saya didikagetkan dan diingatkan pertanyaan itu lagi. Saya pun tersenyum, dan dengan senyumku saya malah dibentak "yang dibutuhkan adalah jawaban, bukan senyuman. disini tidak beli senyum!". Gubrak... kaget.. dan nggak nyangka dibentak. mana yang bentak ikhwan lagi (emang yang di posko itu semuanya ikhwan). Untung saat itu masih bisa nahan airmata yang sudah mau meluncur. Tega amat dia membentak.. dan mereka senyum2 saat melihat ekspresiku dibentak. huuuhhh..... keluar dari pos itu benar2 jengkel bin marah. Dan sampai selanjutnya malah segan sama tuh kakak wkwkwkwk... tak dapat dipungkiri, saat itu saya kayak jengkel, benci sama dia.. hahah... biasa... tapi selanjutnya nggak kok, yang ada malah saya jadi segan sama dia. (semoga dia nggak ingat kejadian itu).

Pengumuman pun tiba. huwahh... nggak nyangka saya bisa ada diantara nama-nama itu. Alhamdulillah ya Rabb... kami lulus sebanyak 8 orang. dan semua hampir seangkatan denganku. cuma satu orang yang angkatan di atasku. Kamilah : Hasra, Endra, Dahliah, Risma, Iccank, Yaya, Kak Sahid, dan Herman. Senang sangat saat itu. akhirnya bisa terwujud juga jadi asisten lab. tetapi, kami tidak serta merta diterima, masih perlu melalui uji kelayakan. Status awal kami masih peserta magang, sampai kami benar2 dianggap layak dan telah lulus uji. Karena telah lulus, maka kami tidak bisa tinggal santai lagi, kami harus digenjot supaya bisa menguasai banyak program, karena mau tidak mau, suka tidak suka dan siap tidak siap kami harus menguasainya. Itulah yang kedepannya akan kami gunakan baik untuk kegiatan praktikum, kursus maupun untuk kepentingan pribadi kami. Olehnya itu, kami harus melewati masa pelatihan. (jadi ingat drakor God of study, mesti nginap di sekolah untuk memantapkan materi pelajaran). Begitu pula dengan kami, mesti nginap di kampus untuk mendapatkan pelatihan beberapa program yang penting dari program matematika, program statistik, Desain Grafis, Animasi dan Access. pelatihan tidak mengenal kata malam, atau pagi. Kapan kakak pengajarnya siap, maka kami harus siap. Kalu bilang malam ya malam, kalau bilang pagi buta, ya pagi buta. hehhe... tapi senang sangat mendapatkan pelatihan itu. Sangat berguna, membantu dan juga menambah keakraban diantara kami sesama peserta magang juga dengan kakak asisten. yang kuingat kakak pengajar setiap program : Statistik (kak Amin), Corel dan Photoshop (kak Ijas), Macromedia (kak yusman), Acces (kak anwar dan kak aswar), maintanance (kak nair). Ahh... mengingat kalian.. saya masih tetap akan mengatakan syukran atas share ilmunya. sangat bermanfaat bagi kami (y) :-)

Itulah awal berada di Labkommat. Kisah di situ tidak hanya indah disitu, tetapi selanjutnya tetap indah. Banyak yang kami dapatkan, kami lakukan. 
(berhubung sudah hampir subuh, sampai disini dulu, nanti keenakan nulis lupa tidur, meski mata ini belum juga ngantuk #nasibinsomniers)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap