Langsung ke konten utama

Kembali Jadi Manusia Normal

Apa salah satu keinginanku saat ini? mungkin kedengaran lucu. Tetapi begitulah adanya. Saya ingin menjadi manusia normal seperti lainnya. Emangnya tidak normal ya? iya, bagiku begitu. Eitzzz.. jangan prasangka aneh2 dulu. Ketidaknormalan yang kumaksud adalah, karena sampai saat ini tidak bisa tidur malam seperti manusia kebanyakan. 

Saat malam tiba, normalnya orang akan lebih banyak beristirahat dan tidur. Beda denganku, justru malam-malamku hampir tak terlewati setiap detiknya untuk kusaksikan. Yap, saya sudah inomnia kelas akut. Mungkin sudah parah. Setahuku, insomnia ini menyerang sejak pertangahan tahun 2013, saat memaksakan diri mengejar ketertinggalan dari teman2 yang sudah pada maju ujuan tutup tesis. Sedangkan saya, dengan aktifitas di sekolah saat itu membuat tak banyak berkutik untuk mengerjakan tesis seperti lainnya. jadilah, libur panjang saat itu kuporsis tenaga sangat ekstra untuk tabulasi data angket, analisis SEM, dan juga menyelesaikan tesis. Dengan target, harus selesai di pasca tidak boleh lewat dari 2 tahun. Mungkin saat itu, memang kegalauan membuatkan saya memaksakan diri untuk menyelesaikan tesis dengan ekstra. bersemedi di kamar menginput, analisis, ketik, print. Saat teman kost terlelap dalam tidur indahnya, saya masih di kamar bergelut dengan laptop dan terkadang menangis sendiri ketika merasa jalan itu sangat berat. Seperti dikejar vampire, dikejar deadline, dengankan tidak ada orang yang bisa membantu dan tempat konsultasi. Lengkap! itu berlangsung kurang lebih 2 bulan, tidur malam hampir tak pernah dan dalam sehari paling 3 jam tidur di siang hari, sampai bernafas lega 29 Agustus 2013 ujian tutup tesis. ^_^

Sejak itulah kebiasaan insomnia sudah mengrogoti. Hingga sekarang yang semakin naik jadi stadium tinggi. Terkadang dalam semalam, benar2 tidak ada tidur barang semenit pun. kalaupun tidur, ngantuknya pas menjelang subuh. akhirnya, subuh jadi keteteran, berkelahi dengan alarm. Makanya, lebih sering kalau malam sudah berjam2 pejamkan mata, berputar di tempat tidur, tetap saja telinga mendengar bahkan suara jangkrik di luar rumah. Kalau sudah seperti itu, berpasrah bangun lagi dan paling baca sana-sini, atau nonton. Apakah karena setiap akan tertidur, banyak hal yang bermunculan? hufftt.. terkadang itulah yang membuatku benci untuk bersiap tidur. Saat mata sudah mulai dipejamkan bahkan lampu dimatikan, banyak hal akhirnya bermunculan. Berseliweran kesana-kesini, memikirkan sana-sini, campur2, dan kadang sampai memutar waktu, hal yang sudah lama bermunculan. Anehnya, temanya macam-macam, tentang sekolah, tentang politik, tentang harapan, tentang kecewa, tentang adikku, tentang ortuku, tentang temanku... argggghhh.. kenapa juga pikiran ini ngelantur sana sini. Inikah yang makin menambah dosis insomniaku hingga tak mau pergi juga?. "Disinilah saya kadang merasa sedih"

Saya iri sama orang lain, yang bisa menikmati malam dengan santainya. iri pada orang yang sebentar saja badan direbajkan atau kena bantal langsung pulas. Juga ingin seperti mereka, dengan siklus tidur yang teratur, dan bisa bangun pagi dengan segar. Why? karena sekarang sudah terasa efeknya. kepala sering pusing, kurang darah, kalau jalan kayak melayang, dan susah fokus. Sya takut akan kembali sakit kayak dulu, sakit kepala aneh. Setiap membuka mata, semua yang terlihat bergoyang dan berputar, apalagi kalau jalan, semua yang di depan mata terputar, kadang yang kupijak adalah tanah yang melengkung ke atas. itu berlangsung kurang lebih 5 hari. Pokoknya nggak enak banget.

Yah.... saya ingin menjadi orang normal seperti yang lainnya. bisa istirahat di malam hari dengan tenang. Tidur dengan mudah, dan bagun pagi dengan segar. How...?

#insomniers
BDI, 22 feb 2015

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap