Seperti kembali ke zaman tahun 90-an. Saat masih anak2, film ini
sangat digemari saat itu. Dari anak-anak sampai dewasa, pada menunggu film ini
ditayangkan oleh TPI. Kisahnya begitu menyentuh dan mengharukan. Tak jarang
membuat memangis. Bahkan saya saat itu masih sangat kecil, juga menangis ketika
film ini ditayangkan. Entah saat itu saya paham, atau cuma terbawa suasana.
Dulu, di kampungku masih jarang yang punya tv. Termasuk di rumahku. Makanya, jika ingin nonton, mesti ke rumah tetangga. Saat itu, rumah yang sering kukunjungi adalah rumahnya Dg Tarring. Tetangga 3 rumah dari rumahku. Setiap ada jadwal film yang dianggap bagus, maka berlarianlah kami menuju rumahnya. Termasuk nonton rindu-rindu aiszhawa.
Dulu, di kampungku masih jarang yang punya tv. Termasuk di rumahku. Makanya, jika ingin nonton, mesti ke rumah tetangga. Saat itu, rumah yang sering kukunjungi adalah rumahnya Dg Tarring. Tetangga 3 rumah dari rumahku. Setiap ada jadwal film yang dianggap bagus, maka berlarianlah kami menuju rumahnya. Termasuk nonton rindu-rindu aiszhawa.
Jujur, saya tidak begitu ingat lagi tentang ceritanya. Yang saa tahu
bahwa kisah ini sangat sedih. Berkisah tentang seorang gadis kecil yang hidup
penuh dengan rintangan hidup. Tak punya apa2 dan siapa2. Itulah aizhawa. Dia
hanya selalu bersama dengan anjing kesayangannya. Yang saya ingat paling
menyedihkan saat, aizhawa dan anjingnya hanya tidur di luar ditempat bermain
anak. Saat itu saya menangis menontonnya. Juga saat anjingnya mati. Selebihnya
saya tidak ingat.
Dari lagunya saja, sudah mengisyaratkan kesedihan yang mendalam. Sapapun mendnegarnya akan paham bahwa kisahnya adalah kisah menyedihkan. Yah, begitu menyedihkan. Makanya, entah kenapa saat merasa sedih, saya selalu teringat lagu ini. Meski yang saya ingat Cuma reff-nya saja. Terkadang saya menyanyikannya. Heheh... romantisme masa kecil.. ternyata, meski telah bertahun2 berlalu, masih ada potongan ingatan yang masih tersimpan. Subhanallah... maha Kuasa Allah menciptakan otak manusia dengan segala kemampuannya.
Dari lagunya saja, sudah mengisyaratkan kesedihan yang mendalam. Sapapun mendnegarnya akan paham bahwa kisahnya adalah kisah menyedihkan. Yah, begitu menyedihkan. Makanya, entah kenapa saat merasa sedih, saya selalu teringat lagu ini. Meski yang saya ingat Cuma reff-nya saja. Terkadang saya menyanyikannya. Heheh... romantisme masa kecil.. ternyata, meski telah bertahun2 berlalu, masih ada potongan ingatan yang masih tersimpan. Subhanallah... maha Kuasa Allah menciptakan otak manusia dengan segala kemampuannya.
Rindu-rindu aizhawa... lagu sepanjang zaman..
Let’s singing.....
Tetes air mata mengalir sedih
Akupun melamun dalam bayanganku
Ku rasa lamunanku hanya mimpi
Namun tak mampu ucapkan kata
Seakan ada cinta mengikatku
Akupun menangis dalam lamunanku
Sungguh ku kira itu hanya mimpi
Namun ternyata kau telah pergi jauh
Di mana adanya cinta suci, murni
Di mana adanya harapan hati
Saat malam tiba bulan pun tenggelam
Kala rasa hati berselimut resah
Kala ku ingn mencoba berucap
Namun ku hanya mampu terdiam.
#rindu2aizawa
Akupun melamun dalam bayanganku
Ku rasa lamunanku hanya mimpi
Namun tak mampu ucapkan kata
Seakan ada cinta mengikatku
Akupun menangis dalam lamunanku
Sungguh ku kira itu hanya mimpi
Namun ternyata kau telah pergi jauh
Di mana adanya cinta suci, murni
Di mana adanya harapan hati
Saat malam tiba bulan pun tenggelam
Kala rasa hati berselimut resah
Kala ku ingn mencoba berucap
Namun ku hanya mampu terdiam.
#rindu2aizawa
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar