Langsung ke konten utama

Fenomena Batu Akik

Akhir-akhir ini, di tengah carut-marut perpolitikan di negara ini, bermunculan sensasi-sensasi baru. Mulai dari sensasi geng motor, pembegalan, dan paling hot yaitu batu akik. Negara ini berubah wujud menjadi negara batu. Saat pemerintahnya seperti batu, tak tergubris dengan jeritan rakyat jelata dengan ketidakstabilan harga, ekonomi, bahkan keamanan. Rakyatnya pun disibukkan dengan semarak batu akik. Ckckckck... dunia batu.. negeri batu.. upzzz....

Lihatlah persimpangan jalan, emperan toko, bahkan mall besar. Akan kita temui aneka rangka cincin plu bongkahan batu, juga jasa pembuatan cincin. Entah semua batu-batu itu dari mana. Rakyat pun mendadak maniak batu (Asal jangan jadi otak batu aja hehehe.... ). Harga pun tidak asal, mulai dari puluhan ribu sampai puluhan juta. Weeetzzz.... banyak yang menjerit karena harga naik, tetapi banyak pula yang nagkring di depan penjaja cincin milih sana-sini. (Mungkin) ada pula yang histeris dengan harga-harga yang melejit, tetapi tidak mengeluh untuk berebut batu akik ataupun cincinnya. Hmm.... batu akik itu penting ya..?  
Sejak kecil, di pikiranku orang yang memakai cincin kayak begitu hanya kakek-kakek atau bapak-bapak yang sudah lumayan berumur. Tetapi lebih sering kulihat dipunyai oleh kakek-kakek. Bagiku, identitas cincin begitu untuk menunjukkan umur atau paling tidak, katanya sih.. cincin itu berfungsi ganda. Bukan hanya untuk perhiasan di tangan, tetapi juga untuk menjitak, dalam bahasa daerahku namanya “ma’kandatto”. Apalagi kalau punya cucu yang bawel dan nakalnya minta ampun hahaha.... makanya heran jika dengan zaman bergulir kembali, cncin batu akik familiar lagi dan digandrungi oleh semua kalangan umur, dari anak-anak sampai orang tua, bukan hanya laki2, tetapi para wanita juga marak memakainya. Bukan hanya yang kecil, yang gede seperti bola pingpong juga ada. Bukan Cuma satu yang dipakai, bahkan ada yang memakai sampai 4 cincin. Ckckc.. #aneh

Hadeww.... itu nggak berat ya masbro, mbak sista? Satau saja kepikiran beratnya, kepikiran rompanya. Apalagi kalau banyak begitu. Di mataku, tetap saja tidak keren hehehhe.... apalagi laki2 yang pakai. Nggak deh.. asli rompa!. Oleh karenanya, saat di kampus hari ini dan tak sengaja melihat seseorang menggunakan cincin batu akik yang lumayan gede, membuatku berkata lirih : “cincin segede itu? Apa cantiknya? Kalau rompa, iya!”

Mau pakai atau tidak, itu hak asasi. Up to you. Mau semua jari juga silahkan. Terlepas dari sudut pandang keindahan di pandangan (menurutku, meski satu, apalagi gede, malah norak), perhatikan pula penggunaannya, perhatikan kapan tepat digunakan. Tidak etis jika mengajar, sambi menjelaskan tangan penuh dengan cincin. Perhatian malah ke tangan bukan pada penjelasan materi. Juga, jangan seperti kejadian yang saya baca di sosmed. Sudah tahu pekerjaannya bagaimana (karyawan bangunan), kerja masih juga menggunakan cincin saat bekerja. Alamat jemarinya kena palu, cincinnya rusak dan menekan tulang jemarinya. Ketika dibawa ke dokter, dinyatakan untuk dioperasi karena cincin tersebut menekan tulangnya ke dalam dan telah merusak tulangnya. Nah..nah... silahkan dipikir. Bagus nggak? Kalau mau tetap pakai, ya silahkan.. asal jangan saking sayangnya ma cincingnya, kemana-mana, dalam situasi apa saja dipakai. Jagna seperti pada kasus di atas. Kalau saya mah, bagaimana pun tetap menganggapnya rompa... ^_^

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap