Apakah anda pernah memuji? apakah anda pernah dipuji? kapankah terakhir anda memuji? kapan terakhir anda dipuji? apa yang salah dengan pujian? kenapa begitu sulit cuma sekedar memberikan pujian kecil pada orang lain?
Dalam hal ini bukan berarti kita ingin berbuat karena pujian orang. Bukan.. bukan karena itu. Atau berbuat karena ingin dipuji. Juga bukan karena itu. Dan pula, bukan kita selalu saja ingin berspekulasi dengan kenyataan, memuji padahal tidak layak untuk kita puji. Pujian itu mungkin akan berkonotasi negatif atau positif, namun yang perlu kita perhatikan bahwa pujian itu mampu membawa sebuah atom semangat yang akan berkobar membakar motivasi seseorang. Meski kecil, pujian itu akan bermakna bahwa seseorang dipercaya, dihargai, diperhatikan dan tidak dipandang remeh. Mungkin, yang dihasilkan belumlah sempurna, namun dengan sedikit sentuhan pujian dapat membuat harapan akan semakin meninggi. Coba saja kalau kita mendapatkan hasil yang belum sempurna, terus dicaci-maki, dimarahi. Yang ada malah kehilangan semangat, dan frustasi, menganggap diri tak berguna dan yang dilakukan tak bernilai. Bisa jadi, ada yang menjadikannya sebagai cambukan, jika semua orang langsung berpikiran seperti itu, atau paham bahwa cacian itu adalah cambukan untuk membuatnya makin maju. Namun apakah semua orang paham?
Dalam hal ini bukan berarti kita ingin berbuat karena pujian orang. Bukan.. bukan karena itu. Atau berbuat karena ingin dipuji. Juga bukan karena itu. Dan pula, bukan kita selalu saja ingin berspekulasi dengan kenyataan, memuji padahal tidak layak untuk kita puji. Pujian itu mungkin akan berkonotasi negatif atau positif, namun yang perlu kita perhatikan bahwa pujian itu mampu membawa sebuah atom semangat yang akan berkobar membakar motivasi seseorang. Meski kecil, pujian itu akan bermakna bahwa seseorang dipercaya, dihargai, diperhatikan dan tidak dipandang remeh. Mungkin, yang dihasilkan belumlah sempurna, namun dengan sedikit sentuhan pujian dapat membuat harapan akan semakin meninggi. Coba saja kalau kita mendapatkan hasil yang belum sempurna, terus dicaci-maki, dimarahi. Yang ada malah kehilangan semangat, dan frustasi, menganggap diri tak berguna dan yang dilakukan tak bernilai. Bisa jadi, ada yang menjadikannya sebagai cambukan, jika semua orang langsung berpikiran seperti itu, atau paham bahwa cacian itu adalah cambukan untuk membuatnya makin maju. Namun apakah semua orang paham?
Seseorang itu punya kunci dalam dirinya. saat kita masih kecil ada banyak pujian dan dukungan untuk melewati berbagai rintangan. seiring waktu berlalu, dukungan dan pujian itu berubah seiring kita beranjak dewasa. semua jadi berbeda. berikanlah lebih banyak pujian. lihatlah sisi baik seseorang. apa itu sulit? semua orang butuh pujian. tetapi, kenapa kita sering ragu untuk sekedar memberikan pujian. dalam diri setiap orang ada sisi gelap dan ada sisi terang. carilah sisi terang.dan semua yang baik akan muncul.ada pepatah yang berbunyi:
"Barang berguna dipakai dengan cara salah akan tidak berguna. barang tidak berguna dipakai dengan benar akan jadi berguna".
Coba kita ingat masa kecil kita. Apakah dulu kita sering dimarahi jika berbuat salah? mungkin iyya akan dimarahi, tetapi kuantitas marah akan lebih sedikit dan masih dinamis. Atau lihatlah anak kecil di sekeliling kita, entah adik, ponakan, sepupu, anak teman, anak tetangga. Saat belajar berjalan, meski jatuh berkali-kali, terpeleset berkali-kali bahkan sambil menabrak barang sana-sini, yang terlihat malah guratan tawa penuh kebahagiaan bagi yang melihatnya, tepuk tangan, senyum, derai tawa dan juga ungkapan bahagia dan semangat lainnya. "pintar", "hebat", "ayo..bisa..", "tidak apa-apa", "hore...". saat lantai, dinding, buku, kertas dicoret, masih juga tertawa melihatnya, dan berkata bahwa dia sudah mulai pintar menulis atau memegang spidol. Betapa banyak kesalahan yang dilakukan, betapa banyak hal yang tidak sempurnah dilakukan, dan betapa banyak ketidakmampuan yang kita tampakkan. Namun, semuanya disambut dengan senyum dan derai tawa. Banyak dukungan yang diperoleh.
Saat masa pelan-pelan beranjak, dukungan itu seolah menjadi kungkungan. Orang dewasa menuntut banyak hal, dan kesalahan sedikit, ketidakmampuan pada satu bagian akan membuat amarah menyulut bagai kobaran api. Tak pintar Bahasa Inggris akan dicela, tak pintar Matematika akan dikatakan bodoh, tak pandai bermain drama, membaca puisi dianggap tak punya bakat apapun. kemana semua dorongan yang dulu ada? kemana semua pemakluman atas kesalahan atau ketidakmampuan yang diberikan? apakah semakin menanjak usia maka seorang manusia juga mesti sempurnah dalam segala hal? mesti pintar berhitung, pintar bahasa, pintar pentas, basket, menyanyi, memasak, dsb?
Bukankah Manusia diciptakan dengan aneka kemampuannya masing-masing. Pada mereka ada bakat yang terpendam. Dan benarlah bahwa tidak ada manusia di muka bumi ini yang bodoh, yang ada adalah manusia yang malas. kenapa? karena setiap manusia punya keahlian masing-masing. tidak selalu semua keahlian, tidak selalu satu keahlian, tidak selalu sama dengan keahlian orang lain. Mungkin, kita belum menyadarinya, atau orang lain yang tidak menyadarinya, atau orang lain tidak bersedia mengakuinya. Dalam hubungan kekerabatan pun tak selalu sama. Bahkan anak kembar sekalipun tak mesti punya bakat yang sama. olehnya, karena bakat tiap orang berbeda, terimalah sebagai hal yang unik pada setiap individu. Bakat itu hanya menunggu batu asah untuk dipertajam. bagaimanapun melakukan sesuatu yang tak sesuati jalaurnya akan membuahkan hasil yang kurang memuaskan. Menggunakan pisau untuk menyendok, mungkin bisa tetapi fungsinya tidak maksimal. menggunakan buku sebagai mistar juga bisa, tetapi bagaimana hasilnya?
Begitu pulalah dengan manusia. Setiap manusia akan punya keunikan tersendiri. Dan tak ada keunikan tersendiri yang dijust sebagai sesuatu yang paling. Pintar menyanyi, tidak bisa dijust bahwa dia lebih hebat daripada yang pintar melukis. Yang pandai matematika, tidak berarti lebih pandai dari mereka yang pandai bermain basket. Karena jika dipertukarkan untuk melakukannya, akan dipahami bahwa pandai matematika tak selalu pandai basket, dan sebaliknya. artinya, kepandaian itu relatif, keahlian itu unik. Elang akan hebat ketika diuji terbang. Ikan akan hebat jika diuji berenang. Kancil akan hebat jika diuji berlari. bagaimana bisa elang akan hebat di dalam air, kancil hebat di udara? Jangan mengukur kehebatan elang pada bukan keahliannya, pun jangan mengukur kehebatan seseorang pada bukan keahliannya. Pak Habibie yang dikenar cerdas, mampu membuat pesawat terbang, hebat? yah beliau hebat. hebat dalam membuat pesawat, tetapi jika diberikan lembing, berenang, juga masih hebat? belum tentu.
Maka terimalah keunikan seseorang. berikanlah kesempatan baginya membuktikan bakatnya, memperlihatkan pada dunia bahwa keunikannya pun bisa diterima dan dihargai. Hargailah.. berikanlah dukungan.. berikan pujian, agar mereka bisa lebih semangat mengasah keunikannya. Karena dengan sepatah kata semangat pun, mampu merubah pesimisnya menjadi sebuah bongkahan optimis.
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar