Langsung ke konten utama

Ketidaktahuan itu Perih

Pernahkah merasa seperti tak bisa apa2? Atau merasa tak tahu apa2? Atau merasa buntu mengenai sesuatu? Bagaimana rasanya? Tentu tidak enak kan? Menyesakkan kan? Serasa kesal kan? Serasa gemes kan? Serasa jadi tak bisa apa-apa kan? (mungkin) merasa bodoh kan? Merasa menyesal kan? Merasa ingin kembali memutar waktu kan? Serasa pengen belajar kembali kan?

Pernahkah merasakannya? Saya pernah!. Rasanya seperti menyesali diri dan menggerutui diri. Apalagi jika tidak tahu atas sesuatu yang pernah diketahui. Rasanya kesal sendiri, marah sendiri, gemes sendiri. Ingin rasanya memutar waktu untuk kembali belajar dengan baik, mengingatnya dengan baik. Dan rasanya amat sangat menyesal, sebelumnya tidak belajar sungguh-sungguh atau berusaha tahu. Akhirnya jadilah menggerutui diri mengapa bisa melewatkan sebuah hal, informasi, atau ilmu.

(Mungkin) kita pernah merasa bahwa telah menyia-nyiakan akan waktu lalu. Misalnya saja, pernah mengikuti pelatihan atau kegiatan yang membahas sebuah topik tertentu, dan saat itu kita tidak memanfaatkan kesempatan untuk benar-benar berusaha mengetahui dan memahami materi. Bisa jadi karena kita tidak fokus pada kegiatan, atau karena ketemu teman akhirnya lebih banyak ngobrol sana-sini, atau merasa cuek bebek dengan semuanya menganganggap bahwa informasi itu tidak begitu penting dan kurang berguna untuk kita. Namun, adakalanya kita tiba-tiba butuh informasi itu. Jadilah kita menghakimi diri, mengapa saat mendapatkan materi atau informasi tersebut kita tidak benar-benar fokus untuk mengetahui. Atau saat kita sekolah/kuliah pernah diajarkan sebuah mata pelajaran atau mata kuliah tertentu, namun saat itu porsi keinginan kita untuk benar-benar mau menguasai tidak begitu besar. Bisa karena kesibukan lain, karena tidak fokus, karena banyak bermain, cuek, atau tak berusaha mau tahu. Tetapi, suatu saat tanpa kita duga kita butuh materi itu, entah karena akan ujian, atau karena ditanya orang lain untuk menjelaskan, atau mungkin saat kita ingin mengajarkan kepada orang lain. Disitulah penyesalan akan datang. Mengapa dulu tidak berusaha tahu. Mengapa dulu cuek belajar?. Mengapa dulu tidak belajar keras untuk paham?.

Bukankah jika seperti ini terasa perih?. ingin mengerjakan sesuatu tetapi tidak tahu. ingin menyelesaiakan sesuatu tetapi lupa. ingin berbagi ilmu tapi kurang sreg bisa benar-benar berbagi. Ingin ikutan nimbrung membahas sesuatu, tapi sayang wawasan masih kurang. Arggghhhh.. betapa gregetnya.. betapa kesalnya.. Periiiiiiiiiihhhh...... #disitukadangsayamerasasedih
Benarlah kata Imam Syafi'i :

"Jika engkau tidak tahan dengan lelahnya belajar, maka engkau akan menanggung perihnya kebodohan"

Isn't it....? Maka jangan sia-siakan setiap kesempatan yang hadir di depanmu. Sambangi.. Gunakan.. Hargai...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap