Langsung ke konten utama

Pada siapa harus percaya?

Menyaksikan berita akhir-akhir ini, semakin menimbulkan banyak pertanyaan di benakku. Ada apa mereka para tuan-tuan di atas sana? mereka sedang apa? lagi membuat leluconkah? atau sedang bersandiwara? atau memang itulah tugas dan tujuan mereka, saling sikut dan menjatuhkan. Serang sana, serang sini, tunjuk sana tunjuk sini. Sedangkan rakyat sipil? hanya gigit jari? mencemooh dan mencibir pun cuma sebatas di depan TV saat menonton adegan mereka. layaknya, sinetron atau drama tak lebih hebat dari aksi mereka. itukah janji para tuan2 untuk menjadi pemimpin dan pengayom rakyat?

Teringat Hadist Rasulullah SAW; HR muslim : DariAbdullah bin Amr bin 'ash r.a. berkata: Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, "Bahawasanya Allah swt. tidak mencabut (menghilangkan) akan ilmu itu dengan sekaligus dari (dada) manusia. Tetapi Allah swt. menghilangkan ilmu itu dengan mematikan alim ulama. Maka apabila sudah ditiadakan alim ulama, orang ramai akan memilih orang-orang yang jahil sebagai pemimpin mereka. Maka apabila pemimpin yang jahil itu ditanya, mereka akan berfatwa tanpa ilmu pengetahuan. Mereka sesat dan menyesatkan orang lain."

Apakah itu yang sedang terjadi di negeri ini? Ahh... saya ingin tetap berpikir positif dengan para tuan disana. Namun, ketika kulirik semua sisi dari negeri ini, entah nampak kepercayaan seperti buih. Lihatlah... Pucuk pimpinan negara, saat ini terkesan lambat mengeluarkan perintah akan sesuatu, terkesan lama berpikir dan menimbang, mungkin bimbang dan ragu. Yah.. jadi pucuk pimpinan memang bukan sulit, tetapi mestinya dapat menempatkan diri benar-benar sebagai milik rakyat, bukan lagi milik partai atau berada pada alur pengampuhnya. Pak presiden.. saya masih percaya padamu. tugasmu memang berat, tapi please.. jadilah milik rakyat, bukan milik partai. Pertajam ketegasanmu. Tunjukkan bahwa semua yang memilihmu bangga terhadapmu, dan yang tidak memilihmu berdecak kagum atas kepemimpinanmu.

Lalu bagaimana anggota dewan? masihkah sama seperti biasanya? hanya datang, duduk, mendengarkan, bahas masalah rakyat malah asyik cerita, tidur, atau malah berleha-leha berwisata kesana-kemari? atau malah, memncoba membuat undang-undang atas nama rakyat tapi malah untuk kantong mereka sendiri? Bagaimana yang nampak? DPR RI? sejak awal sudah sering ribut di istana mereka, yang terlihat malah bukan kepentingan rakyat yang diperjuangkan, tetapi posisi, partai, dan koalisi. jadi sebenarnya mereka wakil rakyat atau wakil koalisi? belum lagi carut marut  beberapa kejadian, yang malah membuat masyarakat bingung, lama-lama koalisi itu sudah punya MoU, menyepakati melantik calon Kapolri meski sudah ada keterangan terlibat kosupsi? nah loh, kok pada kompak ya? atau sama kompaknya juga ingin berkorupsi ria? eittss.... lihat di ibukota sana, pak Ahok sudah seperti keluar urat lehernya menahan marah mengetahui ada dana siluman yang ditawarkan sama anggota DPRD DKI. Katanya untuk persiapan pembelian alat cadangan listrik (UPS) bagi sekolah, dengan dana yang membengkak. itu UPS dari bulan ya? kok mahal amat? atau mau membengkakkan dompet dan rekening lagi? heiii.. sadar.. itu uang rakyat, pajak dari rakyat, dana dari rakyat, kalau kalian memakannya, mengambilnya, artinya kalian lebih miskin dari rakyat jelata yang miskin yang tetap saja kalian tagih pajak mereka. Pajak berjualan, pajak BB, pajak belanja, pajak berkendaraan, dan segala pajak-pajak lain. Tidakkkah merasa malu memakan uang rakyat? 

Hakim? sebagai penegak hukum. Paling ngerti hukum. Paling tahu hukum. Dan mesti merekalah yang memperlihatkan bagaimana hukum bisa bertindak dan tegak di negara ini. merekalah pilar yang diharapkan bisa lebih membela kebenaran. Karena, hukum bukan hanya sekedar retorika atau permainan logika, tetapi hukum adalah menegakkan kebenaran atas retorika dan logika itu sendiri. but...? masih ingat kasus hakim yang terjerat korupsi? terjerat gratifikasi, terjerat menerima suap atas kasus yang ditangani? waduh... kalau yang mesti menegakkan hukum saja menginjak2 hukum, bagaimana orang lain yang memang lebih cuek dengan hukum? ahh... ngapain pusing, lha wong hakimnya mudah aja di sogok kok, berikan saja iming-iming berapa gepok, sudah.. beres... Apa gunanya hakim kalau begitu? apa gunanya hukum kalu begitu?. manusia memang bukan Tuhan yang paling sempurna bisa berbuat adil, atau bukan malaikat yang bekerja dengan alur sebagaimana mestinya. namun, kita manusia juga punya naluri ke-ilahian. Kita juga bisa adil, bisa jujur, bisa bijak. apa orang idealis sudah menjadi mahuk langka di dunia ini?

Polisi? setahu saya pembagian Polisi dan TNI dalam undang-undang adalah, TNI untuk melindungi negara, pertahanan negara sedangkan polisi untuk menjaga stabilitas dalam masyarakat, mengayomi masyarakat, menjaga agar masyarakat menjadi nyaman dan aman. Kenyataannya? Korupsi pun banyak di kepolisian apalagi level atas. Kalau level bawah, sudah jadi rahasia umum di masyarakat, punya STNK, SIM, Pakai helm kok masih ditilang? buat surat ini dan itu kok masih banyak calo'nya? kok ngurus surat keterangan mesti melalui banyak birokrasi yang harus menguras kantong? pun masuk mendaftar mesti menyediakan uang banyak. Kalau tak punya uang, kenalan, maka jangan harap!. Lah.. kalau begitu, kenapa malah kasus KPK-Polri yang membawa Abraham Samad dengan tudingan yang tidak sebanding dengan koruptor milyaran rupiah malah dibesar-besarkan? Karena kartu KK? membantu orang dengan memasukkan ke KK untuk ngurus administrasi. Bukankah banyak juga yang melkaukan itu? karena terkadang, birokrasi yang berbelit-belit dan pemakan uang membuat jalan mesti ditempuh begitu. iya kan? coba saja dicek, ada berapa banyak orang yang numpang di KK orang lain? (entar pembahasan khusus KPK-Polri #gemes). Apa di kepolisian bebas dari pembuata dokumen palsu? saya tidak percaya. (Mungkin) setiap hari di kantor kepolisian ada banyak kasus penilangan yang tidak sesuai prosedur, pembuatan SIM palsu, Dana pembuatan surat keterangan, belum lagi kasus yang lebih besar lagi menyangkut kasus2 yang banyak dibebaskan karena (...). Apakah itu mengayomi masyarakat? ah... saya tidak percaya.

KPK? setidaknya, sudah banyak masyarakat yang merasakan aura kebaikan setelah adanya KPK. Apalagi dengan banyaknya koruptor yang diseret, membuat masyarakat merasa ada angin segar di negeri ini. Tapi kenyataannya? lembaga ini tidak pernah lepas untuk digoyang. Dan paling naas sekarang adalah pimpinannya dinon-aktifkan, diganti dengan orang dr kepolisiasian dan partai. Akibatnya apa? kasus BG pun akhirnya lepas lagi? hufft.... kalau pimpinan KPK baru seperti itu, yang belum apa-apa sudah membuat anggotanya pada demo, apa kata dunia? (sudah bagus AS, iya kan?). Ada satu hal yang membuat sangat prihatin, ketika melihat di fb ada gambar AS sedang melaksanakan sholat di mesjid dikawal sebegitu ketat oleh polisi seakan takut kalau akan melarikan diri (nggak bakal kabur kok pak, yakin deh.. ), dan lebih parahnya lagi yang menjaga itu berdiri di belakangnya sambil (entah menggunakan sepatu atau kaos kaki, ada yang bilang pakai sepatu). kalau itu benar.. Astaghfirullah segitunya... AS itu bukan teroris kok.. woles woyyy....... #huffttttt

Bagian pendidikan? sebagai ujung tombak mencetak generasi bangsa, mencetak genrasi muda yang terdidik, semua berharap, bagian ini akan lebih baik dan tidak ternodai. Karena, bagaimana bisa mencetak generasi yang handal, kalau pihak yang akan (di dalamnya) tidak steril. Maksudnya? yah, (mungkin) di beberapa sisi (ex, guru), masih banyak yang bisa diharapkan (mungkin), masih banyak yang tetap mengabdi mencerdaskan anak bangsa meski sebagai honorer yang digaji pun tidak. Tetapi, ada juga loh, sertifikasi guru masih juga dipangkas sana sini (birokrasi..birokrasi...), ehh.. ada juga yang menyalahgunakan dana BOS. whatss....??? belum lagi (sudah beberapa kali), ini masalah perekrutan tenaga pendidik (bagi guru maupun dosen). Dengan menggunakan sistem CAT, lumayan sudah memberikan angin sepoi bagi masyarakat. meminimalkan kecurangan. tetapi masih ada juga kok yang  luput. Ada yang pernah memberitakan bahwa bahkan ada pihak yang dengan tega mengganti nilai TKD (gimana caranya?) wallahu'alam. apalagi kalau yang tesnya bukan hanya tes TKD tetapi ada tes TKb yang ditentukan oleh instansi bersangkutan? bukan rahasia lagi jika yang bermain pada akhirnya adalah kekerabatan dan keakraban. yang nggak punya kerabat dan akrab, mending jauh2 sana gih hahahha... Baru2 ini meski persen TKD dan TKB dibalik, TKD 60% dan TKB 40%, ternyata orang indonesia tak kehabisan akal juga. Menghitung diawal nilai, lalu memberikan nilai TKD yang menanjak agar bisa melebihi total nilai (sadis!!!). Dan adapula, yang diakui nilainya tinggi namun, karena tak ada kerabatnya sedangkan ada calon yang punya kerabat petinggi, maka dia yang diluluskan (katanya,,, istilahnya adalah jatah!). Gawat... ckckckc..... Juga, setahuku dana pendidikan itu sudah dinaikkan anggarannya oleh pemerintah. Berarti, kalau menyangkut pendidikan akan lebih diprioritaskan, tetapi mirisnya.. ketika akan mengantar siswa mengikuti lomba olympiade tingkat nasional, tak ada kabar2 dari dinas pendidikan, baik kota maupun propinsi (sekedar mengantar kek, memberikan motivasi kek, dan tentu sudah kewajiban memberikan dana). kan, ini membawa nama daerah? kalau menang, nama daerah juga akan terbawa. tapi kenyataannya? juga pernah, seorang siswa dari sebuah sekolah lolos olympiade matematika tingkat nasional. Perlombaan selanjutnya harus ke Jawa, namun karena tak ada dana yang mumpuni mesti kesana minimal berdua dengan ortunya atau gurunya, akhirnya tidak jadi berangkat. (kasihan...!). lalu kemana semua dana-dana pendidikan dialokasikan?

Apalagi? masih ada yang bisa menjadi penghibur. Lembaga keagamaan pemerintah. Namanya lembaga keagamaan, (mungkin) akan lebih memberikan keteduhan. jauh dari aktivitas aneh. Apa benar? celingak-celinguk... eitss... ada kasus korupsi dana jama'ah haji. whatss??? ckckck... menyangkut ibadah pun dikorupsi? (rancak banar...!). Ada yang lebih cetar membahan nih, Dana pembuatan Al-Qur'an juga dikorupsi. Apaaa.....??? alamat sudah dekat kiamat nih!. Instansi, yang mestinya bisa memberi contoh, instansi yang dianggap dekat dengan kebenaran, dekat dengan "Tuhan", ternyata lempem juga. Kalau tentang ibadah saja dikorupsi, kalau tentang dana pembuatan kitab suci saja dikorupsi, sudah tidak dipertanyakan lagi kalau hal lain. ckckck... #poesinggg

Ahhh...... sudah...sudah..sudah... rasanya, entah pada siapa akan percaya di negeri ini. entah pada siapa rakyat bisa mengadu, meminta keadilan, meminta kebijaksanaan, meminta perlindungan, meminta haknya. Karena, makin ditelisik, makin tumpul, makin lempem. tetapi, kalau kinerja para tuan-tuan begitu, lalu mengapa mereka berbondong2 menjadi pimpinan?apakah mereka tidak sadar bahwa jadi pemimpin itu ibarat kakinya setengah di neraka dan setangah di syurga. Mudah masuk syurga ketika ia amanah, namun mudah pula masuk neraka ketika mereka ingkar atas amanahnya. Tidakkah sadar, kepemimpinan itu akan dipertanggungjawabkan? bukan hanya sekedar unjuk kebolehan, atau melampiaskan ambisi. Saling berpegangan naik ke puncak dengan berbagai cara, namun ketika sudah ada di puncak, atau bersama di puncak, maka selanjutnya akan berusaha saling menjatuhkan, (atau) yang belum di puncak, akan berusaha menarik turun dan menggantikannya di puncak. Kataku: Iyamo disanga, solai morai, sibawa lako coppo', ke diomo coppo si sodo2mo nokko. :D

Nabi Sholallahu 'alaihi wasallam berkata:
Sesungguhnya kaLian akan berAmbisi meRebut Jabatan & nanti pada Hari Kiamat jabatan itu akan menjadi PENYESALAN.{HR.Bukhari}

"DISITU KADANG (SERING) SAYA MERASA SEDIH"

#hasilkegemesanmelihatnegeriku #solame #negeriparabedebah

BDI, 03-03 2015, 22.53 p.m.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap