Langsung ke konten utama

Syukran For This Day

Syukran for this day. 
Meski cuma sekitar 2 jam, namun saya akan tetap berucap syukran. Rasanya, tidak enak terlalu banyak memberatkan, banyak merepotkan, dan banyak mengganggu. Kali ini, lagi.. saya merepotkan lagi. 

Cuma duduk dan bercerita. Entah cerita berawal dari mana sampai kemana. Semua hanya mengalir saja. Dan sempat terpikir, kenapa ya saya bisa banyak bercerita. Seolah saya bertemu orang yang telah bertahun-tahun lamanya berteman dan bersahabat, atau bertemu saudara yang idealnya akan lebih dekat dan akrab. Bahkan dengan saudara dan sahabat pun, terkadang saya tidak bisa seperti ini. bercerita banyak, bercerita lepas, berkisah, tertawa, bahkan pernah menangis. Ahh... jadi malu mengingatnya bahwa saya pernah menangis, dan itu tidak sebentar dan lama. Dan bukan masalah yang mungkin menurut orang perlu ditangisi, tapi bagiku begitu menyedihkan. Nilai kuliahku yang jelek, dapat nilai C-. hahaha..... saat itu, air mataku tak bisa ku-rem. Terus saja mengalir, mnganak sungai. Juga tak bisa berhenti dengan menyadari bahwa ada orang lain yang menyaksikan tangisanku. Wkwkwk.... dan juga saat itu, sampai selama itu saya menangis, selama itu pula saya tak dibiarkan sendiri, katamu "pantang meninggalkan seseorang yang sedang menangis sendirian, apalagi perempuan".

Kali ini, saya tidak datang dengan menangis. tetapi lebih tepatnya, datang untuk tidak menangis. Awalnya tidak berencana untuk keluar, sampai kesini. Namun, dengan kondisi dan keadaan hari ini, akhirnya membawaku berjalan menyusuri kampus ini. Paling tidak, ijazah dan transkripku bisa dilegalisir. Dan juga, saya bisa membayar sebuah harga hari ini. harga bahwa mantra itu benar mujarab. Yah, saya akan membuktikannya. Jadilah berkelana dengan perjalanan yang tidak direncanakan. Mengikut saja ke alur pikirku yang muncul, kesana dan kesini. Dan tiba di tempat ini, saya dengan tega menyuruh untuk datang dan membawa benda yang telah lama kuminta. ini efek dari sering nonton korea, makanya sangat butuh benda itu. Hardisk. hahahaha.... Saya kembali tega. tega mengganggu aktivitas, dan tega menyuruh datang. emang saya siapa? 

Banyak yang dibahas, banyak yang diceritakan, banyak yang ditertawai, banyak yang direnungi, dan juga saya banyak memikirkan saya seperti apa. Kayaknya, juga banyak tentangku yang menurutmu benar. Suka menyendiri, suka sendiri, suka bicara sendiri, kalau stress maka stress sendiri, Susah berbagi cerita dengan orang lain tetapi sekali ketemu orang yang dipercaya bakal mngalir sendiri, meski sedih tetap saja bisa mengalir dan terbawa arus, tidak mau kelihatan sedih, Kalau marah lebih memilih diam tetapi jika sudah terlalu tunggu saja kata2nya membabibuta. hmm... rasanya semua itu benar. hahahaha.... #mikir

Syukran kembali hari ini. Saya datang lebih tepat dengan membawa diri agar tidak menangis. membawa kesedihan agar tidak menjamah diri, membawa kecewa agar tidak menguasai diri. Tepatnya, saya sampai disini untuk melepaskan diri dari berbagai belenggu yang ingin menguasaiku hari ini. Maka kubawa ia berjalan, bahkan berlari membelah keruwetan jalan. dan meninggalkannya di setiap sisi-sisi jalan agar bisa terlepas satu persatu dan hilang. Datang dengan lukisan tawa penuh dengan topeng. Ahh.. lalu kenapa kesini? kenapa memanggilmu? kenapa bercerita denganmu? entahlah... mungkin, karena hari ini saya merasa saya tidak punya teman, lebih tepatnya "saya kehilangan teman". (Mungkin) temanku banyak, namun kali ini, saya merasa temanku hilang, entah pergi kemana. dan serasa tak memiliki teman. maka terima kasih atas waktu hari ini. Bercerita denganmu membuatku bisa merasakan bahwa saya masih bisa cerewet, bercerita panjang lebar, bercerita banyak hal, berbagi banayk hal, tertawa dengan banyak hal, dan masih bisa berkata bahwa saya masih punya teman. Syukran atas hari ini, membuatku masih yakin kalau saya masih bisa cerewet dan masih bisa bercerita pada manusia bukan pada tembok. iya, seperti katamu. 

Syukran for this day, i still believe that i have friend 
#edisiberlari #edisibersembunyi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap