Langsung ke konten utama

Ahh... Teman

Kata "teman" adalah salah satu kata indah di dunia ini. Siapapun sepakat bahwa teman adalah orang yang penting, menyenangkan, dan berarti. Punya banyak teman, berarti punya banyak kebahagiaan dan kesenangan. Hari penuh warna, dan setiap waktu penuh dengan pelangi kebersamaan. Teman adalah orang yang dekat, orang yang dipercaya, orang yang sering bersama, orang tempat bercerita, dan orang yang punya mimpi yang sama dengan kita. Dengan begitu, semakin banyak temanmu maka akan semakin semangat dirimu meraih mimpi. Ahh.. indahnya sebuah kata teman.

Apakah kata “teman” selalu kedengaran indah?. Rasanya tidak. Ada saat kata teman menjadi lebih menyedihkan kedengaran dibandingkan lagu sendu sekalipun. Teman yang seyogyanya menjadi hal yang menguatkan berubah menjadi hal yang menyedihkan. Teman yang biasanya diharapkan, berubah menjadi hal yang tidak diinginkan. Teman yang kedengarannya manis menjadi pahit ketika dihadapi. When...? ada dua kondisi kata teman menjadi aneh dan menyedihkan. What is it?

Ketika punya teman, tentu akan mudah berbagi dan bercerita. Kadang masalah dan kesedihan yang dialami lebih mudah disampaikan dan diceritakan kepada teman dibandingkan kepada keluarga. Itu karena teman telah kita anggap sebagai sosok yang dapat kita percaya. Bukan berarti, berteman tidak akan luput dari perselisihan. Bahkan, katanya lebih mudah menegur orang yang tidak dekat dengan kita dibandingkan orang yang dekat dengan kita. Tentu berlaku pula untuk teman. Ada rasa canggung, ketidakenakan ketika menegur teman ketika berbuat salah. Maka kata teman akhirnya serasa kata yang mencekik. Mungkin, ada yang berkata bahwa justru temanlah orang yang paling awal menegur jika ada yang salah, namun kenyataan menunjukkan bahwa justru dengan kata teman itu, ketidakenakan membuntuti. Ahh.. teman.... ketika pada akhirnya ditegur, hal lain muncul. Kalimat bahwa “sudahlah.. tak usah mengurusi urusanku lebih jauh, kita kan hanya teman”. Bagaimana kata teman menjadi menyedihkan?.

Pertemanan yang kedua ini adalah pertemanan yang lebih menyakitkan. Pertemanan antara laki-laki dan perempuan. Ada pepatah mengatakan bahwa: tidak ada persahabatan abadi antara laki2 dan perempuan. Selalu akan ada kontak perasaan antara keduanya, apakah cepat atau lambat. Isn’t it?. Jika laki-laki dan perempuan akrab satu sama lain, maka mereka akan mendefinisikan bahwa mereka adalah teman. Mungkin pernah/sering curhat, menyemangati atau apalah namanya. Namun tidak dipungkiri bahwa diantara keduanya (mungkin) akan ada perasaan lain. Ada yang menyatakan, ada pula yang Cuma terdiam saja menyembunyikannya, karena takut pertemanan akan rusak. Maka terjalinlah hubungan pertemanan yang unik diantara keduanya. Apa yang terjadi jika akhirnya perasaan lain itu ketahuan? Tentu akan ada kecanggungan. Apalagi jika kemudian pihak yang pasif (yang disukai) mengatakan “kita berteman saja”.

Kata “teman” yang tadinya begitu indah kedengaran mendadak menjadi kata yang begitu menyedihkan bahkan dibenci. Teman...? just friend? Akan menjadi aneh pada akhirnya. Akan menjadi menyakitkan pada akhirnya. Teman yang didefenisikan sebelumnya berubah menjadi defenisi lain yang tidak diinginkan. Apakah selanjutnya akan normal seperti biasanya? Maybe yes, maybe no. Dan (katanya) lebih banyak yang no. Pertemanan akhirnya menjadi hambar, garing dan menyedihkan. Tak diinginkan dan ingin berlari darinya. Benarlah kata pepatah : “akan baik-baik saja jika teman jadi cinta, namun tak akan berlaku sebaliknya jika cinta jadi teman”. Nuansanya akan beda, dan pemaknaannya pun akan beda. Ahh.. teman... maknamu akhirnya berbeda.

Bertemanlah... punyalah banyak teman.. karena dengannya, engkau akan merasa bahwa banyak orang baik di sekelilingmu. Tak usah menunggu defenisi atau penegasan. Siapapun yang selalu bersamamu, meraih tanganmu ketika jatuh, menasehatimu ketika salah, menyemangatimu ketika pesimis, membuatmu tertawa ketika sedih. Merekalah temanmu. Tak perlu mendefinisikannya. Tak perlu menegaskannya. Mungkin akan lebih baik, jika defenisinya ada dalam diam.

“Terkadang berteman itu menyakitkan ketika ditegaskan daripada dibiarkan terdefenisi dalam diam”

#silent #friends #efekdrakor #nggakngerti

BDI, 07-04-2015.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap