Langsung ke konten utama

Beginikah Rasanya?

Seperti inikah rasanya ketika kecewa? Rasanya sakit mengetahui bahwa yang diimpikan, dibayangkan, dihayalkan tidak sesuai dengan kenyataannya. Telah bermimpi dengan sejuta keindahan dan selalu tersenyum membayangkan hal terbaik akan terjadi. Ternyata... tak seperti itu. Sakit.. rasanya begitu sakit. Sesak menghimpit dada seakan menahan jutaan sayatan perih yang bergumul datang. Sirnalah senyuman. Retaklah gambaran. Yang muncul malah rasa sakit, sesak dan tangis. Benar-benar sakit....

Pernahkah memimpikan suatu kejadian yang akan berjalan sesuai alur yang kita duga? Atau menganggap hasil yang baik seperti prediksi yang telah kita analisa? Atau yakin sesosok manusia yang akan baik, tetap baik sepanjang waktu sampai bertemu. Atau yakin akan frame peristiwa akan terjadi begitu indah, menghebohkan, atau akan tak terlupakan.

Bagaimana jika semua itu tak seperti kenyataannya? Orang yang dianggap akan baik atau tetap menjadi baik ternyata telah berubah menjadi sosok yang beda. Perilakunya tak seperti dulu lagi. Seakan bertemu dengan orang yang tak pernah akrab sebelumnya. Dingin. Atau telah menduga bahwa sebuah kejadian akan berlangsung, misal yakin akan mendapatkan juara tetapi meleset. Yakin mendapat hadiah tetapi lewat. Yakin mendapat surprise ternyata mimpi. Yakin bakal heboh jika bertemu ternyata garing. Yakin akan rame ternyata senyap.

Ingat Drakor Phinokio? Disitu 3 tokohnya merasakan demikian. (Gawat.. namanya saya lupa pemirsa. Inilah kekuranganku yang selalu tak bisa menghafal nama korea). Pertama Park Shin Hye yang menganggap ibunya tetap baik, selalu baik, perhatian. Ternyata ibu yang dia temui setelah 14 tahun berbeda. Ibu yang kaku, workholic, sadis, melakukan apa saja untuk reputasinya, susah meminta maaf atas salahnya, dan tidak begitu peduli dengan anaknya. Bagaimana tidak menangis jika seperti ini? Kedua Lee Jong Sook, yang menganggap kakaknya meski akan bertemu dengannya suatu saat akan tetap menjadi kakak yang baik, bertanggungjawab, menepati janji, dewasa, cerdas, ramah, mengayomi. Namun kenyataanya dia harus berusaha tidak mencari dan mengenal kakaknya karena sosok kakak yang dia temui telah berubah menjadi sosok yang dingin, menakutkan, penuh curiga, pendendam, pembunuh. Akankah tidak merasa sakit menemui kenyataan seperti ini?. Ketiga adalah partner Park Shin Hye di MSC grup. Berpikir bahwa ibunya adalah sosok ibu terbaik yang selalu memanjakannya, memberikannya yang terbaik, selalu membantu, pemimpin yang bijak, peduli, dan ramah. Kenyataannya ibunya tampak menjadi sosok yang sangat materialistis, hanya peduli dengan kekayaan, menganggap semua hal bisa dibeli dengan uang. Runtuhlah bangunan ideal seorang ibu. Hingga ia berkata kepada Lee Jong Sook "beginikah yang pernah kau rasakan ketika memasukkan kakakmu ke penjara?. Sesakit inikah rasanya?"

Saya pun pernah. Telah yakin akan heboh jika bertemu dengan teman lama yang sudah sekitar 7 tahun tak bertemu. Karena sebelumnya sangat akrab, selalu bercanda, kadang saling usil. Jadi yakin kalau bertemu akan "heboh". Cerita akan panjang, senyum akan lebar, candaan akan bertaburan, mungkin saya akan jadi korban usil lagi. Ketika bertemu, semua itu hilang. Yang saya sangkakan tidak terjadi. Pertemuan cuma singkat, kaku, garing, dan seolah saya bertemu teman biasa saja. Hahahaha.... akhirnya saya pun juga berkata : "beginikah rasanya?"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap