Hei.. kalian! Kemana saja? Mengapa tak pernah menghampiriku? Apakah kalian begitu sibuk? Sampai sekalipun tak pernah mampir untuk melihatku. Dimana kalian? Apakah ada di planet lain? Atau galaksi lain? Hingga tak ada satu pun signal seperti di bumi yang bisa mengantarkan 1 pesan SMS dari kalian. Apakah jarak antara kita terbentang bagai dari ujung galaksi ke ujung galaksi lainnya? Hingga rasanya terpisah begitu jauh.
Saya tidak tahu apa yang terjadi dengan kita. Mengapa jadi merenggang? Mengapa seolah tak ada kedekatan apa-apa untuk kita? Mengapa kita serasa jauh? Serasa tak pernah kenal serasa tak pernah akrab serasa tak pernah tertawa bersama? Serasa tak pernah ada peristiwa antara kita. Kini kita bagaikan asing sau dengan yang lain. Tak ada perasaan apa-apa. Tak ada ukhuwah. Apa petaka yang menimpa kita? Hingga keakraban yang telah bertahun-tahuntercipta hilang entah kemana. Membeku bagai es. Dan dingin melebihi kutub utara. Apa yang salah dengan ukhuwah ini? Begitu gersang dan tandus. Dibandingkan dengan gurun pasirpun, hubungan kita jauh lebih gersang. Kering akan sapa, canda dan tawa.apakah ini hukum alam dari sebuah keakraban? Bahwa suatu saat indah kebersamaan akan diuji dengan kesibukan, petaka, keegoisan, ketidakpedulian, dan (mungkin) kemarahan.
Saya tidak tahu apa yang terjadi dengan kita. Mengapa jadi merenggang? Mengapa seolah tak ada kedekatan apa-apa untuk kita? Mengapa kita serasa jauh? Serasa tak pernah kenal serasa tak pernah akrab serasa tak pernah tertawa bersama? Serasa tak pernah ada peristiwa antara kita. Kini kita bagaikan asing sau dengan yang lain. Tak ada perasaan apa-apa. Tak ada ukhuwah. Apa petaka yang menimpa kita? Hingga keakraban yang telah bertahun-tahuntercipta hilang entah kemana. Membeku bagai es. Dan dingin melebihi kutub utara. Apa yang salah dengan ukhuwah ini? Begitu gersang dan tandus. Dibandingkan dengan gurun pasirpun, hubungan kita jauh lebih gersang. Kering akan sapa, canda dan tawa.apakah ini hukum alam dari sebuah keakraban? Bahwa suatu saat indah kebersamaan akan diuji dengan kesibukan, petaka, keegoisan, ketidakpedulian, dan (mungkin) kemarahan.
Hei.. Kalian! Tahukah bahwa aku rindu?. Argghhh.. kata-kata melo ini selalu ingin kutertawai jika mengatakannya. Tetapi sungguh.. aku merindukan kalian. Merindukan kebersamaan kita. Merindukan kepenatan bersama. Merindukan vanda tawa. Bahkan merindukanhanya duduk bersama. Meski bukan hanya duduk rapat, duduk bercerita lepas pun, aku merindukannya. Begitu sombongnya aku jika aku menyangkal kerinduanku. Melihat foto kebersamaan ataupun mengenang momen silam, membuatku semakin rindu. Adakah kalian rindu, seperti rinduku?. Mengapa rindu kita tak saling menepi?. Adakah benteng yang lebih kokoh dari tembok cina yang menghalangi ukhuwah kita?.
Ada apa dengan rindu ini? Adakah rindu ini hanya bertepuk sebelah tangan? Ataukah rindu ini tak tahu harus kemana menepi? Ataukah kita telah terserang penyakit kronis “iman”?. Stadium akhir keropos ukhuwah?. Sehingga rasanya ukhuwah yang seharusnya indah, menjadi melodi sendu di keheningan. Rindu menawan, tetapi ukhuwah kering kerontang.
#untuk setiap ukhuwah yang yang tak tersapa rindu
#untuk setiap ukhuwah bagi yang merindukan kebersamaan
#untuk setiap rindumu pada teman-temanmu.
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar