Langsung ke konten utama

Tidak Mengapa

Tidak mengapa bahwa engkau sedang marah. Marahlah... biarkan marahmu menjadi ekspresimu. Asalkan kau ingat, marahlah dengan logika. Jangan sampai marahmu mengantarkanmu menjadi manusia yang tak tampak seperti manusia. Tak mengapa dengan marahmu, karena seiring waktu, ia akan pelan-pelan merangkak pergi meninggalkanmu. Esok marahmu akan berganti dengan sebuah senyum, tawa, dan kebahagiaan.

Menyesallah... mungkin dengan rasa sesalmu, engkau tahu apa yang seharusnya engkau lakukan. Dengan penyesalanmu kau temukan kesalahan masa silammu. Dengan begitu, kau akan memperbaikinya dan akan jadi pijakanmu untuk melangkah ke depan. Menyesallah... temukan setiap titik salahmu, renungi, simpulkan, dan bangun dirimu dari kesalahan yang pernah engkau lakukan. Bukankah tanpa pernah berbuat salah, kita takkan tahu mana yang benar?. Jadi, tak mengapa dengan sesalmu. Esok.. kedepannya.. engkau akan tahu langkah terbaik yang mesti kau jalani.

Kecewa dengan sesuatu? Biarkan saja. Tak mengapa. Bukankah tanpa kekecewaan kita tidak tahu ragam dari ekspresi harapan?. Kecewa aan mengajarkanmu bahwa hidup tak selalu sesuai dengan yang kita pikirkan dan kita harapkan. Dalam hidup ini, kejadian punya peluang masing-masing. Tak ada hal yang peluangnya Cuma satu yaitu berhasil. Ada peluang gagal, ada peluang tunda, ada peluang sabar. Di setiap usaha yang kita lakukan akan berjalan pula kekecewaan di sampingnya. Bersiap sajalah dengan itu. Tak mengapa.. waktu akan mengajarkanmu untuk berlapang dada. Esok, engkau akan menjadi sosok yang bijak.

Tak masalah jika sedih. Menangis pun, tak mengapa. Keluarkan saja. Biarkan air matamu menganak sungai sesuai takaran kesedihan yang kau rasakan. Tak perlu kau sembunyikan kesedihanmu. Tak perlu kau tahan tangismu. Biarkan saja.. tampakkan saja. Tak mengapa.. tak ada yang salah dengan tangisan ataupun kesedihan. Dengan begitu engkau akan merasakan plong. Dadamu tidak akan sesak lagi. Bersedihlah atas apa yang kau alami, namun ingat jangan dengan kesedihanmu membuatmu lupa akan tersenyum dan lupa bahwa detik demi detik terus berlalu, itu berarti kesedihanmu pun juga pasti berlalu. Jangan mengungkung dirimu dalam sedih yang kau tahan dan kausimpan. Namun juga jangan kau selimuti dirimu dengan kesedihan setiap saat. Jika menyesakkan, menangislah... tak ada yang salah dengan air mata. Bukankah memang air mata diciptakan agar manusia bisa menangis?. Juga tak ada deskriminasi bahwa Cuma perempuan yang pantas menangis, siapapun berhak untuk menangis.

Olehnya.. menangis saja.. pada orang yang dapat kau percaya mampu menguatkanmu ketika menangis di depannya, atau pada ruang sepi di sudut kamarmu. Atau ditengah keramaian orang, atau di kesunyian alam. Seberapa keras tangisanmu, seberapa banyak air matamu.. yakinlah semua itu akan terhenti. Dan berganti dengan banyak ekspresi lain. Sebesar apapun luka yang kau rasakan, kepedihan yang kau tanggung, air mata yang membanjiri, semua akan tertinggal di ruang dan waktu. Detik akan berganti menit, menit akan berganti jam, jam akan berganti hari, hari akan berganti pekan, pekan akan berganti bulan, bulan akan berganti tahun, setahun, dua tahun, tiga tahun... akan berlalu. Mungkin awalnya begitu berat, namun waktu selalu pandai mengobatinya. Dia akan terus berganti, berlalu, dan menghadiahimu banyak kenangan lain. Esok, engkau akan menjadi orang yang tegar. Maka... tak mengapa... menangis saja jika ingin... menangis saja jika itu sakit... menangis saja jika itu yang kau inginkan sekarang. Tak mengapa....
#silent

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap