Langsung ke konten utama

Uppzz....Ternyata.. Saya juga Bisa

Kali ini, hanya mau memposting tulisan untuk mengatakan bahwa: "ternyata tulisanku bisa rapi dan cantik juga". Hahahaha... itu saking selama ini, saya merasa bahwa tulisankulah tulisan terjelek di dunia. Tulisan paling cakar ayam, dan tak ketulungan bentuknya. Kalau nulis, (mungkin) yang bisa membacanya cuma diriku sendiri. Kalau tulisan dokter mah beda. Mereka meski nulis acak dan cepat, tetap saja terlihat keren dengan tulisan sambungnya. Lha, saya...? tulisan sambung? paling nggak bisa. Tulisan rapi? juga tak bisa. Tulisan cantik? Jauhh..... 

Untunglah, jurusan yang kupilih bukanlah jurusan yang mengedepankan tulisan ataupun menulis huruf melulu. Jurusanku mumet dengan angka. sana-sini angka. Jadi kerapian tulisan bukan tolak ukur utama. slamat.. slamat...slamat... lega rasanya. tak dibayangkan kalau saya masuk jurusan yang mengedepankan tulisan. Bisa syok bin stress saya setiap hari. Bisa nulis dengan lancar saja sudah lumayan, kalau disuruh merapikan.. aduhh.. maaf. Paling nggak bisa :D. Karena itulah, kalau nulis saya sering mengatakan kalimat yang entah kupikir-pikir, apakah itu cuma justifikasiku sendiri?. saya sering mengatakan begini jika menulis. 

"Biasanya, anak math itu tulisannya tidak terlalu bagus. karena kebiasaannya nulis angka, bukan huruf"

hahaha.... itu maybe only my justification. Tetapi mengatakan begitu membuatku sedikit lega dan tidak stress. 

Entah, angin dari mana. Hari ini saya menulis-nulis asal di sebuah kertas folio yang terhekter. awalnya cuma nulis apa yang kupikirkan. sebuah potongan kata. Lalu kemudian berganti menjadi sebuah kata-kata yang tersambung sendiri membentuk sebuah paragraf mengenai tema tertentu. Cuma iseng nulis sesuatu yang kupikirkan saat itu. Ingin menoreh pikiran lewat tulisan yang dimodel bentuk posisinya sedemikian hingga. setelah jadi, saya suka melihatnya. Juga suka membacanya. akhirnya ketagihan nulis lagi. abaout others theme. kata perkata kutuliskan dengan pena bertinta basah yang kupunyai. pulpen yang telah lama kupunyai namun baru kutemukan kembali. ternyata menulis enak itu tergantung juga pada pulpennya. Bukan hanya tergantung mood atau lainnya. Karena, setelah menulis beberapa lama, penuh hati, pelan dan pasti. Kuperhatikan tulisanku, senyumpun tersungging di bibirku. Tulisanku-kah itu? Ahh.. serasa tak percaya. Bisa yah, saya nulis dengan rapi? Ternyata tulisanku bisa cantik juga ya?.

Pokoknya, tulisan di kertas itu akan kusimpan dengan rapi. Sebagai bukti prasasti bahwa saya pun bsa bertulisan rapi dan cantik. hehehe....

#iseng #abaikan #silent
BDI, 14 April 2015.

Komentar

  1. Tulisanku juga tidak kalah sembrawutnya ka' tapi santaija krn sayaji yg baca sendiri...hehe...

    BalasHapus
    Balasan
    1. he.he.he..ayo..ayo tetap nulis..
      biyar tulisannya bagus..:)

      Hapus
  2. Hehee... wah.. adami 2 komenGtator. Untunglah blog tidak menampilkan tulisan tangan penulisnya hahaha... bisa gawat..
    Thanks... sdh berkunjung.. :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap