Langsung ke konten utama

Women’s Day 2015 PWNA Sulsel

Satu lagi momen bersejarah di nasyiah, utamanya Nasyiah sulsel. Yaitu pelaksanaan rangkaian kegiatan women’s day dalam rangka hari kartini 21 April. Kegiatan ini terdiri atas 4 rangkaian kegiatan yaitu Rapat Pleno diperluas yang dihadiri oleh PWNA Sulsel dan PDNA se-sulsel, Pelatihan kewirausahaan, seminar Pemetaan minat dan bakat perempuan, serta Sosialisasi 4 pilar kebangsaan. Dengan mengambil tema sentral "Nasyiah untuk Perempuan dan Bangsa". Wuihh.. mantap gan... bagaimana mungkin jika seperti ini, masih mengatakan bahwa Nasyiah hanyalah organisasi biasa?. Selama ini, pernahkah kita mendengar gaung organisasi perempuan yang lain mengadakan kegiatan layaknya seperti ini? Maka patutlah kiranya kita berbangga dan bersyukur menjadi bagian dalam nasyiah, putri muhammadiyah dan ‘aisyiyah, organisasi yang ramah perempuan dan anak. (y).

Kegiatan pertama adalah rapat pleno diperluas. Seyogyanya, kegiatan ini dihadiri oleh seluruh PDNA se-Sulsel, namun yang hadir sebanyak 13 PDNA. Semoga yang tidak sempat hadir, karena ada kepentingan atau alasan yang mengharuskan mereka tidak hadir. Adapun PDNA yang hadir yaitu: Bulukumba, Bantaeng, jeneponto, Gowa, Makassar, Pangkep, Barru, Pare-pare, Sidrap, Pinrang, Wajo, Palopo, dan Luwu Utara. Sedangkan PDNA yang tidak hadir yaitu Selayar, Sinjai, Bone, Soppeng, Takalar, Maros, Enrekang, Toraja, dan Luwu Timur. Rapat ini diawali dengan penyampaian umum dari ketua PWNA Sulsel eka Damayanti, meengenai alasan pelaksanaan pleno tersebut, meski tidak ada dalam AD/ART, namun ada hal yang menyebabkan mesti dilakukan yaitu kondisi PDNA, dan juga menjelang muktamar muhammadiyah dan ‘aisyiyah ke 47 bulan November mendatang.


Selanjutnya, pemaparan kondisi, program, dan potensi tiap daerah. Kondisi meliputi keadaan struktural dan kultural tiap daerah, terutama dalam hal kepengurusan, dan juga keberlangsungan nasyiah di daerah masing-masing. Program, meliputi kegiatan yang telah dilakukan oleh PDNA di daerah masing-masing, keadaan, dan kendala, serta progam yang akan dirancang. Potensi, meliputi partisipasi PDNA pada muktamar mendatang, apakah akan memberikan sumbangsi tenaga, atau sumbangsih hasil kekayaan daerah atau kekayaan buah tangan yang dapat dipamerkan ketika muktamar. Sampai-sampai Luwu Utara mau membuat Stand untuk menampilkan kapurung loh heheh.. nyamanna... (saya nanti mau sering-sering kesitu makan kapurung, cooppp...). akhir dari pleno ini adalah, penguatan kembali program rayonisasi selama akhir-akhir periode ini, terutama bulan depan sampai akhir desember tahun ini. Alhamdulillah dari pimpinan daerah yang hadir, ada beberapa kegiatan yang akan mereka laksanakan yaitu Dana 1, Dan 2, Lina, Pelatihan Muballighat, Salon Muslimah, Seminar Pra-Nikah, dan Kemah kader. Mantap.. mantap...
 
Kegiatan kedua adalah Pelatihan Kewirausahaan. Kegiatan ini dilaksanakan pagi hari kedua. Rencananya akan dimulai pukul 08.00, namun karena pemateri yang terlambat hadir, maka waktunya molor. Tetapi, molor bukan berarti tak ada kesan. Justru, disela kegiatan ini, beberapa peserta sempat bergumam “kenapa tidak dari semalam dilaksanakan kegiatan ini, supaya sebelum tidur ada karya yang kita buat”. Ada juga yang bergumam “wah, mantap ini kegiatan seperti ini. Tidak sia-sia saya datang ke makasssar”. Nah, kan... kegiatan ini meraup minat peserta untuk kembali datang apalagi jika dilaksanakan pelatihan yang serupa. Betapa tidak, tanpa tedeng aling-aling, peserta langsung terjun membuat prakarya. Tidak dininabobokkan dengan teori, tapi langsung praktek. Hasilnya, ada tiga karya yang dibuat yaitu bross, kalung dan bunga hias. Bukan hanya peserta yang ikut, tetapi panitia dan PW pun ikut ambil bagian. Pokoknya seru... dan juga, puas dengan pengetahuan yang diperoleh, plus puas dengan karya yang dhasilkan. Ada yang bisa membuat ketiganya, ada juga hanya dua, bahkan satu. Tetapi, hal itu memberikan kepuasan tersendiri bagi semuanya. Syukran bu Hariani atas waktu dan ilmunya. Barakallah.. semoga ilmunya selalu berberkah.

Kegiatan ketiga adalah seminar Pemetaan Minat dan Bakat Perempuan. Kegiatan ini tidak lagi hanya dihadiri oleh PDNA se-Sulsel, tetapi juga dihadiri oleh pelajar-pelajar putri dari sekolah muhammadiyah utamanya bagi mereka yang baru akan melanjutkan kuliah ke perguruan tinggi, dan juga mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi seperti Universitas Negeri Makassar dan Universitas Indonesia Timur. Kegiatan ini bertujuan untuk membantu perempuan untuk memetakan atau mengetahui minat dan bakat mereka, dan tentu akan sangat bermanfaat terutama bagi siswi yang baru akan ke perguruan tinggi, supaya mereka dapat memilih jurusan yang tepat bagi mereka, juga agar mereka tidak terjebak pada “asal pilih” jurusan apakah karena pilihan orang tua atau sekedar ikut-ikutan dengan teman. Bagi yang sudah memilih jurusan tertentu, paling tidak untuk mengkaji apakah benar selama ini telah memilih jurusan yang tepat sesuai dengan minat dan bakatnya, ataukah telah “kesasar” masuk jurusan tertentu. Seperti saya misalnya yang mengambil jurusan eksak (math), apakah jurusan yang telah saya pilih adalah benar, ataukah saya selama ini telah mengikuti jalan yang salah alias kesasar :D.

Landasan utama pelaksanaan kegiatan ini bukan hanya sekedar membantu perempuan-perempuan memetakan potensi minat dan bakat mereka, namun lebih jauh dari semua itu yaitu, dengan pemilihan minat dan bakat yang tepat, maka seorang perempuan akan menjadi berdaya, sehingga perempuan tidak lagi dipandang sebagai orang yang lemah, bergantung, dan tak bisa banyak berbuat. Seorang perempuan yang mampu memetakan potensi yang dimiliki, kelak akan menjadi insan yang berdaya, berdaya dalam ekonomi, berdaya dalam pekerjaan, berdaya dam pengambilan keputusan, berdaya dan penentuan kebijakan, berdaya dalam pencerdasan generasi. Hal ini seperti pengantar yang disampaikan oleh moderator yang merupakan ketua PWNA Sulsel, Eka Damayanti. Adapun pemateri dalam seminar pemetaan minat dan bakat ini, yaitu A.M. Iqbal Parewangi, Msi. Seorang senator DPD RI mewakili Sulawesi Selatan, dan Istiana Tadjuddin, S.Psi., M.Psi sebagai seorang Psikolog. Selengkapnya, lihat disini.

Rangkaian kegiatan keempat adalah sosialisasi 4 pilar kebangsaan oleh Bapak A.M. Iqbal Parewangi, M.Si. Mengapa sosialisasi? Apa pentingnya?. Sosialisasi ini sesuai dengan amanat UU No. 27 tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD pasal 15 ayat 1 huruf e, yaitu “mengkoordinasikan anggota MPR untuk memasyarakatkan Undang-Undang dasar, serta bebrbagai wacana baik dari unsur pemerintahan maupun organisasi politik dan kemasyarakatan”. Jadi memang sudah tugas anggota MPR, DPR, DPD, dan DPRD untuk memasyarakatkan tentang 4 pilar tersebut. Tetapi, sebelumnya dan selama ini, kayaknya belum ada yang pernah sosialisasi 4 pilar tersebut. Jadi wajar saja kalau banyak warga negara bangsa ini yang buta akan pilar bangsanya sendiri :D.

Sebagai pemaparan awal lagi, moderator menyampaikan bahwa pengetahuan tentang 4 pilar ini sangat penting. Selain sebagai bukti kepedulian akan bangsa dengan mengetahu dan menerapkan ke empat pilar tersebut, juga ke depannya akan menjadi tolak ukur dalam beberapa tes-tes memasuki dunia kerja. Minimal, nantinya kita tidak tercatat sebagai warga negara yang gagal mengetahui bangsanya sendiri. Ada banyak orang yang gugur dalam tes CPNS karena kurangnya pengetahuan tentang wawasan kebangsaannya. Nah, apakah 4 pilar kebangsaan itu? Jangan sampai kita berteriak2 bahwa kita adalah orang Indonesia, bahwa kita cinta Indonesia, tetapi ditanya tentang 4 pilar kebangsaan malah melongo.

4 pilar kebangsaan bangsa indonesia terdiri atas, Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika. Selayaknya pilar yaitu sebagai tiang penyangga suatu bangunan agar bisa berdiri kokoh, maka 4 pilar ini juga merupakan sebagai landasar dasar / pondasi bagi bangsa indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Adapun pengejawantahan dari keempat pilar tersebut dengan mengusahakan pembangunan karakter bangsa. Dimana karakter bangsa yang dimaksud adalah nilai-nilai-nilai khas yang dimiliki oleh individu bangsa indonesia secara kolektif kebangsaan yang tercermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku berbangsa dan bernegara sebagai hasil olah pikir, olah hati, olah rasa dan karsa, serta olah raga secara individu atau kelompok . karakter inilah yang akan menentukan perilaku kolektif kebangsaan indonesia yang khas-baik, berdasarkan pancasila, UUD, keberagaman dengan prinsip Bhineka Tunggal Ika, serta komitmen terhadap NKRI. Upaya pembangunan karakter bangsa ini merupakan upaya kolektif dan sistemik untuk mewujudkan bangsa Indonesia yang lebih bermartabat.

"Nasyiah untuk perempuan dan bangsa"
"Nasyiah ramah perempuan dan anak"
#WomensDay  #Nasyiah 

Makassar, 25-26 April 2015, Gedung Serbaguna 'Aisyiyah Sulsel.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap