Langsung ke konten utama

About Your Life

Dalam hidup ini ada banyak pilihan. Akan memilih yang manakah anda? Pilihan jalan yang lurus? Yang bengkok? Yang terjal? Atau yang penuh dengan warna?. Semua tergantung pada anda. Namun, satu yang pasti. Apapun yang engkau alami, Allah tak pernah dzalim kepadamu. Selagi beban atau kesulitan atau cobaan diberikan kepadamu, yakin saja pasti engkau bisa melaluinya. Jadi, tak mengapa engkau memilih pilihan hidup yang seperti apa. Apa yang ada di hadapanmu, jalani saja. Lewati, hadapi, dan lawan. Yakinlah.. engkau bisa melewatinya. Percayalah...

Kepingan hidupmu bukan satu. Ada banyak kepingan. Itu artinya, sepanjang hidupmu adalah perjuangan. Ketika lelah, istirahatlah sejenak. Namun jangan menyerah dan memilih berhenti. Karena berkata menyerah pun, dunia tetap saja berputar, zaman tetap saja berubah, dan waktu terus saja bergulir. Mau atau tidak, engkau harus tetap bergerak mengikutinya. Jika tidak, engkau akan tergilas. Maka bersiaplah dengan semua perjuangan yang akan kau lalui. Hidup tak bisa dilalui dengan mental yang lemah. Kuatkan tekadmu, kobarkan semangatmu, kepalkan tanganmu, dan yakinkan dirimu bahwa kamu adalah seorang petarung yang tangguh, yang tidak akan mudah lelah dan menyerah.

Hiduplah dengan harapan. Setidaknya dengan harapan itu, engkau punya ambisi untuk tetap melanjutkan hidup. Dengan begitu, kau tidak akan seperti rerumputan di tengah padang nan gersang. Ingin tumbuh, namun tak punya motivasi untuk tetap tumbuh. Tak punya arah, tak punya cita-cita, tak punya tujuan, tak punya harapan, tak punya hal yang akan diperjuangkan. Bukankah hidup seperti itu adalah hidup yang tak punya arti? Maka artikanlah hidupmu, meski itu hanya dengan satu harapan.

Hidupmu hanya sekali. Tak ada kata reinkarnasi. Itu hanya ilusi. Karena sekali. Maka hidupmu amat berarti. Tiap detik, tiap saat, tiap helaan, tiap langkah, semua berarti dan dibuat berarti. Tak banyak waktu tuk buat koreksi di setiap langkahmu. Ingat, satu detik berlalu berarti satu kesempatan juga berlalu. Tak bisa kau cekal, dan juga tak bisa kau mundurkan.

Hidup hanya sekali kawan. Ingat.. Cuma sekali..!. nyawamu pun juga Cuma satu. Jika kau sia-siakan kesempatanmu, maka hilanglah peluangmu. Meminjam kata dari Ahmad Rifa’i Rif’an:

“hidup hanya sekali, sudah itu mati. Maka berbuatlah yang berarti”. 

*Yaya Afifatunnisa*

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap