Jadilah dirimu sendiri. Bukan dengan topeng. Bagaimanapun
dirimu, mau dikatakan aneh sekalipun, itu lebih baik daripada tampak memukau
tetapi bukan aslinya dirimu. Fisikmu, biarkan tampak tanpa polesan 360.
Sikapmu, biarkan natural tanpa berlagak cool atau dimanja2kan. Identitasmu,
biarkan dikabarkan oleh hembusan angin. Agar orang tahu, apa yang kau pahami,
apa yang ingin kau pertahankan.
Ada banyak orang berkamuflase dengan tampilannya. Mengapa?
Layaknya kamuflase, tentu agar bisa beradabtasi dengan sebuah keadaan dengan
“tipuan”. Untuk tetap mempertahankan diri hidup di lingkungannya. “paksaan
keadaan”, begitulah potret dunia ini yang penuh wara-wiri “manisan”. Tak
masalah jika hati menjerit. Tak masalah jika kepala mumet. Karena pikirnya “ini
hanya sementara. Sekedar cari aman”.
Artinya, ketika titik aman telah berlalu, topeng akan segera
dibuka. Kembali ke dasar. Orang lain protes? Orang lain kecewa? Orang lain
marah? Peduli amat. Bukankah titik klimaks telah lewat?. Kamuflase hanyalah
batu loncatan agar tetap diakui oleh keadaan sebelumnya. Bukan karena “ngeh”,
suka, atau mau. Itu hnaya trik jitu bin terpaksa agar “aku” tetap ada.
Wahai muslimah.. jilbabmu adalah identitasmu. Jilbab bukan
Cuma milik mreka yang ada di pesantren, atau ma’had atau di arab sana. Tetapi,
selagi kau menamakan dirimu muslimah, wajib bagimu mnggunakannya. Jilbab tak
membuat kecantikanmu pudar barang sepersen pun. Atau mmbuat modernisasimu
terampas sedikitpun. Justru dengannya, derajatmu makin terangkat. Engkaulah
makhluk dengan begitu banyak keutamaan. Engkau mudah dikenali dan terjaga.
Lalu bagaimana bisa kau berkamuflase dengan jilbab/ apakah
karena paksaan tempat bernama sekolah? Pesantren? Ma’had? Organisasi? Atau
rumah?. Dan ketika kau keluar darinya meski sejenak, tak nampak lagi bayanganmu
seperti semula. Kemana jilbabmu? Digantung? Dibuang? Dimuseumkan? Dijial?
Ditukar-tambah? Atau nyangkut?. Mana jilbab rapimu? Mana jilbab yang terjulur
bebas ke bawah dadamu? Mana jilbab tebalmu? Baju longgarmu? Rok anggunmu? Juga
kaos kakimu?. Apakah terlihat aneh jika kau pakai di luar sana? Atau tidak
trenkah, ketika dibandingkan dengan pakaian orang2 di sana?.
Itukah bentuk kamuflasemu?suka-kah kau? Banggakah kau?.
Dengan diri fundamentalimu sekarang, kau bahkan bangga menyimpan rapat-rapat
jilbabmu. Berganti juntaian rambut dengan aneka gaya dan warna. Atau jilbabmu
berganti trend. Jilbab yang dulu terjuntai bebas ke dada, berganti jilbab
melilit leher memperlihatkan dada. Baju yang dulu memberi ruang tubuh tuk
bernafas, berganti baju yang nge-pas menyesakkan tubuh. Rok yang biasanya
santai menemanimu berganti dengan celana super ketat yang membentuk lekukan
kakimu.
Ahhh.. itukah kamuflase lalu untuk tetap mempertahankan
diri?. Ketika sekarang kau keluar, maka berakhir pulalah masa sebuah kamuflase.
“bukan untuk menjust, menyudutkan, menghakimi, atau merasa
lebih suci. Tidak!. Ini sekaligus sebagai instrospeksi untuk diri saya. Apakah
saya telah berkamuflase?”.
#silent
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar