Ibu... hari ini saya ingin menangis. Tapi lagi2 saya tak punya keberanian menaagis di depanmu. Anakmu ini selalu saja sok tegar. Angkuh untuk mengakui kalau dia sebenarnya rapuh. Ibu... tak ada yang memarahiku. Tak ada yang memukulku. Tak ada yang menyakitiku. Tak ada yang salah. Cuma, tetap saja saya ingin menangis. Tak ada yang salah dengan fakta itu. Cuma rasanya bulir ini begitu empuk tuk berjuntaian. Kristal air mata begitu mudah tuk memuai.
Entah ini perasaan apa. Apakah perasaan bersalah padamu? Pada ayah? Pada kakakku? Atau pada diriku sendiri? Atau perasaan jengkel pada diriku sendiri. Atau pada akhirnya saya sadar bahwa betapa angkuhnya diriku menganggap suatu hal mudah bagiku. Namun fakta tak semudah kenyataan yang kuinginkan. Saya pada akhirnya tergelincir pada perasaan ini. Rasa yang tak kumengerti. Rasa yang selalu saja menyesakkan jika kuingat.
Entah ini perasaan apa. Apakah perasaan bersalah padamu? Pada ayah? Pada kakakku? Atau pada diriku sendiri? Atau perasaan jengkel pada diriku sendiri. Atau pada akhirnya saya sadar bahwa betapa angkuhnya diriku menganggap suatu hal mudah bagiku. Namun fakta tak semudah kenyataan yang kuinginkan. Saya pada akhirnya tergelincir pada perasaan ini. Rasa yang tak kumengerti. Rasa yang selalu saja menyesakkan jika kuingat.
Juga, ada rasa iri yang mengepungku. Iri pada keberhasilan orang lain. Iri pada cerita bahagia orang lain. Iri pada kebanggaan mereka pada mereka yang laian. Iri pada kebahagiaan yangbtersungging di wajah mereka saat berkisah tentang mereka lainnya. Saya hanya bisa mendengar tapi seolah ingin menutup telinga. Dan berharap tak ada yang bertanya apapun padaku. Sekali lagi, saya iri. Ingin seperti mereka. Ingin dikisahkan seperti mereka. Apakah saya pun berhak punya cerita? Argghh... asal mereka tak bertanya, tak apa bagiku.... please.. jangan bertanya apapun. Diam saja... ajak saja diriku ikut tersenyum dan tertawa.
Meski ada cerita yang bisa membuktikan bahwa saya pun berdaya, namun entah itu seakan tak membuat sejatinya senyum. Justru itu semakin menyakitkan. Untuk apa semua yang mereka katakan jika kebaikan itu tak berefek apa2 bagiku? Mungkin itu adalah hiburan, tetapi malah mencambukku.
Ibu... aku ingin menangis lagi.. dan maaf ibu, sampai saat ini pun tak banyak yang bisa kulakukan untukmu. :-(
#pikirdantulis
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar