Menulis itu.. bersepupu dengan membaca. Jika anda senang menulis, maka alangkah lebih baikx jika dibarengi dengan senang membaca. Why? Karena dengan begitu tulisan akan makin kaya akan gizi. Tidak garing dan tidak asal apalagi ngeyel. Olehnya... "dulu" saya suka membaca. Suka mengumpulkan artikel, suka membeli buku ini itu. Kalau ke toko buku, siap-siap kantong akan bocor hehehhe.... Tapi kok dulu? Sekarang?
Yah.. itu dulu. Di samping saya memang kegandrungan menulis, saya kecanduan membaca juga. Meski tak selalu buku bacaan yang kubeli laris kubaca. Namun insya Allah dibaca. Sekarang... malas semakin merajai tuk membaca. Mungkin katena fasilitas via internet yang siap saji membuat sekarang malas baca buku. Tinggal tanya sama om google atau tante yahoo tentang sesuatu langsung ting... dan juga, buku yang ingin saya baca sudah pada habis. Mau beli? Hufftt.... saya selalu mau sakit hati jika mengingat beli buku. Ada apa?
Yah.. itu dulu. Di samping saya memang kegandrungan menulis, saya kecanduan membaca juga. Meski tak selalu buku bacaan yang kubeli laris kubaca. Namun insya Allah dibaca. Sekarang... malas semakin merajai tuk membaca. Mungkin katena fasilitas via internet yang siap saji membuat sekarang malas baca buku. Tinggal tanya sama om google atau tante yahoo tentang sesuatu langsung ting... dan juga, buku yang ingin saya baca sudah pada habis. Mau beli? Hufftt.... saya selalu mau sakit hati jika mengingat beli buku. Ada apa?
Terakhir.. dua tahun lalu, saya sering ke gramedia. Tuntutan menyelesaikan tesis. Jadi mesti punya referensi yang mumpuni. Namun namanya saya, mata tetap saja melirik rak buku tema lain. Jadilah lebih banyak buku tema lain seperti buku motivasi dan novel yang kubeli. Maksudku, nantilah setelah tesis kelar baru melahap buku-buku itu. Mungkin karena saya terlalu baik, ketemu sama teman bukunya dipinjamin. Kataku: yang penting nanti dikembaliin ya. 2 tahun berlalu... buku ku tak jua kunjung di depan mataku. Jangankan bukunya secara utuh, sampulnya aja entah bagaimna kabarnya. Mudah pergi tapi tak mudah kembali. Saat waktu senggang berhamburan buku yang diharapkan bisa menemani malah tak datang-datang. dimiliki tapi tak dipunyai. Cuma dibeli tak sempat dibaca.
Entah sudah beberapa kali kejadian sama. Dulu semasa kuliah juga begitu. Buku Zero to Hero, cuma senang memiliki tapi entah raib kemana. Buku Fiqh Muslimah dibela-belain dibeli, kayaknya sudah lima tahun tak kembali. Buku Negeri Lima Menara, Ranah 3 Warna, cuma beli... dipinjam sampai sekarang kagak balik-balik sudah hampir 4 tahun. Buku kuliah pun. Semangat memberi pinjaman, tapi tak berbanding lurus dengan semangat dikembalikan. "Pucing pala belbie". Hm.... diminta nggak bukunya? Ditagih nggak sama yang minjam? Hehehehhe.... rasanya.. saya sendiri sudah bosan menagih dan bertanya. Bukan diriku yang meminjam tapi rasanya diriku yang malu terus menerus meminta. Wkwkwkwkwwkwk..
Kalau begini, bagaimana mau beli buku lagi? Malesss..... capek beli, belum sempat dibaca sudah raib dan nggak balik-balik. Makanya.. saya orang yang paling sakit hati kalau ke toko buku. Juga sama sakit hatinya ketika melihat rak buku-ku yang kosong tak berpenghuni. Apa bukunya sudah lupa ma tempat tinggalnya ya? :( Ahh.. buku.. mestinya kau banyak.membantuku memperkaya gizi tulisanku. Menambah kosakataku, dan memperluas ideku. Sayang... saya makin malas membelimu. Kalau diberi sih mauuu hahaha.. ada yang mau berikan?. Dan tunggu saja.. saya bakalan jadi orang pelit minjamin buku tuk kedepannya hahahahahhahahahahahaha...
#warning #kodekeras
BDI, mid night