Oleh: Ustadz Muhammad Wasitho, MA, حفظه الله تعالى
Bismillah. Allah Ta’ala berfirman menceritakan perkataan Nabi ‘Isa Alaihissalaam:
Artinya: “Dan Dia (Allah) menjadikanku sebagai orang yang diberkahi dimanapun aku berada.” (QS. Maryam: 31)
Bismillah. Allah Ta’ala berfirman menceritakan perkataan Nabi ‘Isa Alaihissalaam:
(وَجَعَلَنِي مُبَارَكًا أَيْنَ مَا كُنْتُ)
Artinya: “Dan Dia (Allah) menjadikanku sebagai orang yang diberkahi dimanapun aku berada.” (QS. Maryam: 31)
Imam Ibnul Qoyyim Al-Jauziyyah rahimahullah menerangkan bahwa orang yang diberkahi Allah Ta’ala ialah siapa saja yg memiliki sifat dan kriteria berikut ini:
1. Mengajarkan kebaikan.
2. Menyeru kepada Allah.
3. Mengingatkan tentang Allah.
4. Memotivasi agar senantiasa berbuat ketaatan kepada Allah.
Maka, barangsiapa yang tidak ada pada dirinya 4 sifat dan kriteria tersebut, berarti ia bukanlah termasuk orang yang diberkahi. Dan Allah Ta’ala telah menghilangkan keberkahan dari perjumpaan dan perkumpulannya serta dari orang yang berjumpa dan berkumpul (berduduk-duduk) dengannya.
Hilangnya keberkahan ini disebabkan orang yang tidak diberkahi Allah tersebut akan menyia-nyiakan waktu (umur) dan merusak hati (kita).
(Sumber: Risalatu Ibnil Qoyyim ilaa Ahadi Ikhwaanihi, hal.3)
1. Mengajarkan kebaikan.
2. Menyeru kepada Allah.
3. Mengingatkan tentang Allah.
4. Memotivasi agar senantiasa berbuat ketaatan kepada Allah.
Maka, barangsiapa yang tidak ada pada dirinya 4 sifat dan kriteria tersebut, berarti ia bukanlah termasuk orang yang diberkahi. Dan Allah Ta’ala telah menghilangkan keberkahan dari perjumpaan dan perkumpulannya serta dari orang yang berjumpa dan berkumpul (berduduk-duduk) dengannya.
Hilangnya keberkahan ini disebabkan orang yang tidak diberkahi Allah tersebut akan menyia-nyiakan waktu (umur) dan merusak hati (kita).
(Sumber: Risalatu Ibnil Qoyyim ilaa Ahadi Ikhwaanihi, hal.3)
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar