Pasca
muktamar adalah waktu yang sangat dirindukan oleh para panitia untuk
beristirahat full. Termasuk saya. Dengan kesibukan di persidangan muktamar
‘Aisyiyah lumayan menguras tenaga, pikiran an juga emosi. Begitulah
sunnahtullah ketika mengadakan sesuatu dan bersentuhan dengan orang banyak.
Akan selalu ada persinggungan, ketidakenakan, kelelahan, dan sebagainya. Meski
begitu, dengan kebersamaan yang dirasakan menjadikan hal apapun yang dilakukan
akan terasa lebih indah dan disyukuri. Yang penting niatnya Lillahi Ta’ala.
Insya Allah.
Siang
itu, saat masih memanjakan diri tidur pulas melenturkan otot selama 7 hari
berjuang. Tak biasanya saya bermimpi di siang hari. Mimpi ini mungkin Cuma
sekedar bunga tidur. Mungkin juga efek karena 7 hari bersentuhan dengan
muktamar ‘Aisyiyah terus nggak pernah pulang ke rumah. Akhirnya bermimpi yang
menyangkut orang-orang di muktamar juga. Mimpi apa?
Saya
bermimpi sedang di sebuah even besar ‘aisyiyah seperti muktamar, atau apalah.
Disitu sedang ada dua sosok wanita yang saya ingat betul wajahnya berdiri di
depan panggung. Terlihat bahwa salah satu dari wanita tersebut sedang
memasangkan jilbab ke wanita di depannya, sedangkan hadirin melihat dengan
kegembiraan dan haru. Siapa keduanya? Mereka adalah ibu Chamamah mantan ketua
‘Aisyiyah yang sekarang menjadi dewan penasehat PP ‘aisyiyah dan yang satunya
adalah Menteri Kesehatan RI, dr Nila Djuwita F. Moeloek, yang muktamar kemarin sempat hadir mengisi
satu bagian di pleno muktamar ‘Aisyiyah. Saat itu saya bertindak sebagai rekam
proses, jadi saya ingat wajah ibu menteri dan juga agak risih melihat jilbab
yang nangkring di kepalanya. Jilbab khas ibu2 pejabat, yang jilbabnya
setengah-setengah. Setengah pengen make dan setengah tidak. Yang gimana tuh?
Jilbab yang kayak selendang, masih memperlihatkan poninya dan juga lehernya. Makanya
jilbab setengah-setengah menurutku. Nah, di mimpiku, ibu Chamamah sedang
memasangkan jilbab ke ibu mentri. Bukan lagi jilbab setengah-setengah, tetapi
insya Allah jilbab yang sudah masuk kategori jilbab islami, sudah menutupi
dadanya ke bawah dan juga tidak lagi memperlihatkan poninya. Kulihat ibu
chamamah memasangkan jilbab segitiga dengan begitu rapi lengkap dengan
lipatannya di bagian samping hingga tak lagi memperlihatkan rambut bu menteri.
Setelah memasangkan jilbab ke bu menteri, ibu chammah berkata “Nah, kan begini
lebih baik. Pakai jilbab itu jangan dikira tidak bisa cantik dan modis. Ini
kan sudah cantik dan modis, lihat saja terlihat lebih anggun kan?”. Kusaksikan
semua mata terharu diiringi senyuman dan tepuk tangan. Juga ibu menteri terlihat
senang dan terharu dipakaikan jilbab oleh Ibu Chamamah.
Hahahaha…
mimpiku keren kan? Sampai mimpiin bu Chamamah dan bu menteri. Meski mungkin ini
cma bunga tidur, Cuma efek muktamar yang menyisakan sebuah hal dipikranku,
namun bagiku mimpi ini sungguh keren dan berharap akan menjadi kenyataan. Meski
bukan di even muktamar, tetapi saya berharap ibu2 aisyiyah di manapun serta ibu menteri bisa menggunakan jilbab yang lebih
syar’i. jauh dari jilbab ala ibu2 sosialita, ibu-ibu pejabat. Jauh dari kesan
jilbab setengah-setengah. Aamiin ya Rabbal’alamin.
#iniceritakumanaceritamu
#muhammadiyah #aisyiyah #muslimah #mydream
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar