Langsung ke konten utama

Masih Sama

Rasanya.. saya masih merasa tetap sama bahkan dengan 10 tahun yang lalu. Mulai tubuh, penampakan, kelakukan, sikap, dan juga sifat. Trus, slama ini ngapain yaya? Orang pada berkembang, ehh.. malah masih tetap begitu-begitu saja. Hehehehe...


Mulai dari postur tubuh. ketemu sama teman lama, yang diucapkan apa? "ya, kok sejak dulu begitu2 terus. tidak besar-besar juga?. hahaha... yah, mau gimana lagi.. badan so sapaerti ini. mau bemana lagi. Bahkan malah katanya dulu lebih besar dari sekarang. Bahkan ketemu dosen, ditanya : "pernah sakit keras ya? kok kurusan banget?". waduhh.... katanya badan drastis turun. amat sangat kecil dan kurus. krempeng dong. dan memang sih, dulu waktu jaman S1 timbangan badan itu main 40-an. yah 41-45 lah. sekarang? 36 pemirsa. wkwkwkwkwkwk... itu timbangan anak-anak yaya. Setahun lalu juga nimbang, beratku juga seperti itu? lah, emang selama ini nggak makan ya? :D

Nah, kan.. yaya paling kecil dan paling nggak dandan :D
Penampakan? maksudnya gaya. Yah, masih seperti itu juga. Nggak berubah-berubah amat. Masih suka dengan gaya biasa-biasa saja. ala anak kuliahan. Kalau teman sebaya sudah pada suka dandan meski cuma keluar rumah. eh.. saya malah sampai sekarang nggak bisa dandan. bahkan ke pesta pun nggak bisa dandan. Biasa saja. pokok'e.. gitu-gitu aja. flat.

Sifat, sikap? Menurut teman, juga menurutku, yah masih kebawa sifat dan sikap ke-kanak-kanakan. Iya sih, kedewasaan juga muncul, tetapi sikap kekanak-kanakan juga tetap nangkring. dan masih menganggap diri masih bungsu dan kecil. padahal...??? Ingat umur yaya.. hehehe.. Mau gimana lagi, saya sering amnesia umur kok. :D

Itulah yaya. Masih seperti dulu. Masih begitu-begitu. dan tentunya masih imut-imut. hehehe.. narsis dikit tak apa kan? ^_^

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap