Pernahkah tertawa lepas seakan tiada beban dan merasakan kebahagian yang seolah tak berbatas? Itulah ketika kita bercanda dengan keluarga kita. Ada kebahagiaan yang menjalari. Ada bahagia yang menghiasi. That’s right? Saya rasa semua sepakat. Ya kan..? ya kan..?. iya aja dah… J
Malam itu, saya lagi menyelesaikan tontotan running man ku yang belum kelar. Nonton sendiri, tentu membuat tertawa sendiri. Bener dah,,, baru sekarang suka nonton running man. Mungkin baru dapat chemistry-nya. Seolah ketagihan, tiap datang e sekolah ngajar, selalu saja menyempatkan download running man tuk dibawa pulang. Lagi asyiknya nonton, ibuku masuk ke kamar. Lalu terduduk di atas tempat tidur. Kulihat dia seolah memikirkan sesuatu. Tak lama dia pun bergumam.
Malam itu, saya lagi menyelesaikan tontotan running man ku yang belum kelar. Nonton sendiri, tentu membuat tertawa sendiri. Bener dah,,, baru sekarang suka nonton running man. Mungkin baru dapat chemistry-nya. Seolah ketagihan, tiap datang e sekolah ngajar, selalu saja menyempatkan download running man tuk dibawa pulang. Lagi asyiknya nonton, ibuku masuk ke kamar. Lalu terduduk di atas tempat tidur. Kulihat dia seolah memikirkan sesuatu. Tak lama dia pun bergumam.
“biar malam2 begini pesawat tetap terbang ya”
“iyalah”
“kupikir, kalau malam pesawat tidak akan terbang. Kan malam?”
“apa hubungannya terbang dengan malam?”
“kan tidak melihat, gelap. Bagaimana bisa terbang kalau gelap. Nanti menabrak sana-sini. Nanti kalau terbang sembarang tidak sampai ditujuan. Karena tidak lihat tempat tujuan?”
“hahaha… mama..mama… biar malam, pesawat bisa juga terbang. Kan adaji lampunya. Adaji juga informasi petunjuknya. Dan pesawat tidak asal terbang. Ada jalur terbang, da nada jalur bersandar (datang). Meski sama2 jalur terbangnya, tetapi di jarak, ketinggian sekian akan berbelok menuju arah tujuan. Akan selalu dipandu dan dikontrok dari bandara. Jadi tidak usah khawatir akan nyasar.:”
“kukira saya, kalau terbang malam akan salah nanti terbangnya. Nanti tujuannya ke Jakarta, ternyata sampe di Kalimantan. Mana malilling diomai (gelap maksudnya)”
“iyalah”
“kupikir, kalau malam pesawat tidak akan terbang. Kan malam?”
“apa hubungannya terbang dengan malam?”
“kan tidak melihat, gelap. Bagaimana bisa terbang kalau gelap. Nanti menabrak sana-sini. Nanti kalau terbang sembarang tidak sampai ditujuan. Karena tidak lihat tempat tujuan?”
“hahaha… mama..mama… biar malam, pesawat bisa juga terbang. Kan adaji lampunya. Adaji juga informasi petunjuknya. Dan pesawat tidak asal terbang. Ada jalur terbang, da nada jalur bersandar (datang). Meski sama2 jalur terbangnya, tetapi di jarak, ketinggian sekian akan berbelok menuju arah tujuan. Akan selalu dipandu dan dikontrok dari bandara. Jadi tidak usah khawatir akan nyasar.:”
“kukira saya, kalau terbang malam akan salah nanti terbangnya. Nanti tujuannya ke Jakarta, ternyata sampe di Kalimantan. Mana malilling diomai (gelap maksudnya)”
“haha.. mama..mama…. tidak usah khawatir akan nyasar. Karena akan selaluji dipandu dari bandara. Bahkan ketinggiannya juga dipantau dan dipandu. Seperti kejadan pesawat air asia yang jatuh, itu kan karena katanya ketemu dengan awan yang banyak dihindari oleh pesawat. Solusinya biasa akan turun darak sekian kaki, atau naik dengan ketinggian sekian kaki. Itupun mesti minta persetujuan dari bandara yang memantau keadaan awan saat itu”
“parrai iyya tu. Nanti kalau bicara teruski sama orang di bandara, malappoki mangka (menabrak nanti). Tidak mauka saya bawa pesawat sambil bicara”
“wkwkwkkwk… mama… mama… pilot itu tidak Cuma satu orang di pesawat. Kalaupun juga satu pilot, akan ada awak pesawat lain. Lagian, bawa pesawat tidak kayak bawa mobil atau motor yang mesti pegang setir terus. Lengah sedikit bisa fatal. Pesawat sudah canggih. Masak iyya bawa pesawat mesti pegang setir terus.
“wkwkwkwkwk..hahahha…hahahahaha……”
Derai tawa kami memecah malam. Mengalir dan seolah taka da beban. Ak memikirkan dan sadar kalau di luar ruah, lagi banyak para ikhwan yang datang untuk tarbiyah. Ahh… biar saja, paling dia bilang orang gendeng, aau orang lagi stress, atau akhwat aneh. Yang penting saya tertawa. Itulah aku dan ibuku malam itu. Terdengan lucu dan cupu’. Tetapi wajar saja. Ibuku memang belum pernah naik pesawat. Katanya, kalau nanti dia naik pesawat, mungkin lututnya akan gemetaran. Juga, dia berharap, kelak akan bisa naik pesawat ketika menjadi tamu di Baitullah. Aammin ya Rabb. Semoga Engkau memperkenankannya.
Meski hanya canda sederhana, tetapi canda itu, kebahagiaan itu milik kami. Bukankah itu tetap menyenangkan?
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar