Langsung ke konten utama

Canda Ala Kami

Pernahkah tertawa lepas seakan tiada beban dan merasakan kebahagian yang seolah tak berbatas? Itulah ketika kita bercanda dengan keluarga kita. Ada kebahagiaan yang menjalari. Ada bahagia yang menghiasi. That’s right? Saya rasa semua sepakat. Ya kan..? ya kan..?. iya aja dah… J

Malam itu, saya lagi menyelesaikan tontotan running man ku yang belum kelar. Nonton sendiri, tentu membuat tertawa sendiri. Bener dah,,, baru sekarang suka nonton running man. Mungkin baru dapat chemistry-nya. Seolah ketagihan, tiap datang e sekolah ngajar, selalu saja menyempatkan download running man tuk dibawa pulang. Lagi asyiknya nonton, ibuku masuk ke kamar. Lalu terduduk di atas tempat tidur. Kulihat dia seolah memikirkan sesuatu. Tak lama dia pun bergumam.
“biar malam2 begini pesawat tetap terbang ya”
“iyalah”
“kupikir, kalau malam pesawat tidak akan terbang. Kan malam?”
“apa hubungannya terbang dengan malam?”
“kan tidak melihat, gelap. Bagaimana bisa terbang kalau gelap. Nanti menabrak sana-sini. Nanti kalau terbang sembarang tidak sampai ditujuan. Karena tidak lihat tempat tujuan?”
“hahaha… mama..mama… biar malam, pesawat bisa juga terbang. Kan adaji lampunya. Adaji juga informasi petunjuknya. Dan pesawat tidak asal terbang. Ada jalur terbang, da nada jalur bersandar (datang). Meski sama2 jalur terbangnya, tetapi di jarak, ketinggian sekian akan berbelok menuju arah tujuan. Akan selalu dipandu dan dikontrok dari bandara. Jadi tidak usah khawatir akan nyasar.:”
“kukira saya, kalau terbang malam akan salah nanti terbangnya. Nanti tujuannya ke Jakarta, ternyata sampe di Kalimantan. Mana malilling diomai (gelap maksudnya)” 

“haha.. mama..mama…. tidak usah khawatir akan nyasar. Karena akan selaluji dipandu dari bandara. Bahkan ketinggiannya juga dipantau dan dipandu. Seperti kejadan pesawat air asia yang jatuh, itu kan karena katanya ketemu dengan awan yang banyak dihindari oleh pesawat. Solusinya biasa akan turun darak sekian kaki, atau naik dengan ketinggian sekian kaki. Itupun mesti minta persetujuan dari bandara yang memantau keadaan awan saat itu”
“parrai iyya tu. Nanti kalau bicara teruski sama orang di bandara, malappoki mangka (menabrak nanti). Tidak mauka saya bawa pesawat sambil bicara”
“wkwkwkkwk… mama… mama… pilot itu tidak Cuma satu orang di pesawat. Kalaupun juga satu pilot, akan ada awak pesawat lain. Lagian, bawa pesawat tidak kayak bawa mobil atau motor yang mesti pegang setir terus. Lengah sedikit bisa fatal. Pesawat sudah canggih. Masak iyya bawa pesawat mesti pegang setir terus.
“wkwkwkwkwk..hahahha…hahahahaha……”

Derai tawa kami memecah malam. Mengalir dan seolah taka da beban. Ak memikirkan dan sadar kalau di luar ruah, lagi banyak para ikhwan yang datang untuk tarbiyah. Ahh… biar saja, paling dia bilang orang gendeng, aau orang lagi stress, atau akhwat aneh. Yang penting saya tertawa. Itulah aku dan ibuku malam itu. Terdengan lucu dan cupu’. Tetapi wajar saja. Ibuku memang belum pernah naik pesawat. Katanya, kalau nanti dia naik pesawat, mungkin lututnya akan gemetaran. Juga, dia berharap, kelak akan bisa naik pesawat ketika menjadi tamu di Baitullah. Aammin ya Rabb. Semoga Engkau memperkenankannya. 
Meski hanya canda sederhana, tetapi canda itu, kebahagiaan itu milik kami. Bukankah itu tetap menyenangkan?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap