Alhamdulillah pemirsa,… saya akhirnya punya ponakan perempuan. Setelah 4 ponakan sebelumnya semua laki2 dari 3 kakak. Mungkin karena memang dari pihak ibu dan bapak memang kebanyakan anak cowok. Paling banter terbanyak 3 orang perempuan dari satu keluarga. Penantian ibuku akan cucu perempuan akhirnya terwujud. Sebenarnya sih, kata ibuku dan ibunya (kakakku), mau cowok atau cewek sama saja. Bukanlah sebuah masalah ketika melahirkan anak jenis kelamin tertentu. Namanya juga pemberian dari Allah, ya disyukuri saja. Yup…. Jangan terperangkap dalam pemikiran jahiliyah lagi. Mengkotak-kotakkan anak dari jenis kelaminnya. Semua anak punya potensi yang sama untuk menjadi anak yang baik, shleh dan sholehah. Tinggal bagaimana orang tua membimbing mereka enjadi baik.
Kembali ke laptop. Ini tentang ponakanku. Kelahirannya benar-benar cepat. Ibunya ke rumah sakit hanya untuk pergi memeriksa. Eh.. ternyata sudah disuruh tinggal oleh dokter. Jadilah malam itu, jadi tate yang baik ngurus ponakan, untung saja dia tidak rewel. Saya sukses membuatnya tertidur tanpa sekali pun bertanya dimana ummi dan abahnya. Dini hari sekitar pukul 01.00, terdengar deringan telpon ibuku, ternyata kabar bahwa cucu perempuannya telah lahir. Alhamdulillah.. terdengar begitu bahagia dan penuh syukur suara ibuku. Betapa tidak, kelahiran yang diperkirakan akan sulit karena sungsang ternyata terjadi dengan mudah. Operasi yang sedari kemarin diperbincangkan selalu tidak terjadi. Ini tidak terlepas dari perjuangan keras ibunya untuk melahirkan normal. Sejak mengetahui anaknya sungsang, entah berapa dokter yang telah ditemui, berapa cara yang coba dia temukan. Hingga ia mendapatkan sebuah informasi di internet, cara agar posisi sungsang bisa diubah dan agar bisa melahirkan normal. Mulailah prosesnya dengan konsultasi dokter dan juga diurut serta perutnya dipasangkan gurita (katanya, saya belum tahu banyak nih hehehe…). Walhasil, 5 hari tidak boleh mandi, selama gurita itu dipasangkan. Perjuangan itu akhirnya terbayar dengan manis.
Salah satu hal yang menjadi pemikiran banyak wanita ketika akan melahirkan dengan cara operasi adalah nanti yang operasi dokternya perempuan atau laki2? Yang asistenya juga laki2 atau perempuan, yang ahli anastesi laki2 atau perempuan. Kadang sudah pesan dokter perempuan, eh… asisten atau ahli anastesi ternyata cowok. Kan sama saja. Akhirnya bisa jadi beban psikologi ibu hamil untuk melahirkan. Apalagi bagi para bumil akhwat. Kebayang kan? Iya sih, ini adalah kasus diluar dari ketentuan untuk tiak dilihat aurat kita oleh laki2. Ini kasusnya beda. Ii dikecualikan, demia pengobatan, atau demi keselamatan. Tetapi tetap saja, ini adalah beban. Dan kalau bisa tidak berhadapan dengan dokter laki2, atau ahli medis laki2 kakn lebih baik lagi. Ahh.. untungnya, para bidan semuanya adalah perempuan. Itulah sebab, kenapa melahirkan normal bagi kakakku sangat penting.
Saya tidak tahu, apakah ponakanku lahir masih di tanggal 13 november atau sudah masuk 14 november. Yang jelas, dia lahir dengan bulan yang sama dengan ibunya. Mengunjunginya di hari pertama lahinya, dia begitu cantik. Lihat saja di fotonya, catik kan? Jemari kaki dan tangannya terlihat panjang2. Kata ibuku, ngikut ke abahnya, nanti jadi “penjolo’ langit” atau tiang listrik. Hehehe., ada2 saja. Tetapi hidungnya mirip hidung ibunya, hahaha… sama dong dengan hidung tantenya :D.
Apapun itu, welcome my new nephew. Welcome in the world. Semoga engkau tumbuh menjadi anak sholehah, dan menjadi akhwat tangguh seperti ibumu. Hmmm… tapi, dia belum punya nama… bagusnya namanya siapa ya? Eh..eh..eh… itu bukan urusanku J.
Kembali ke laptop. Ini tentang ponakanku. Kelahirannya benar-benar cepat. Ibunya ke rumah sakit hanya untuk pergi memeriksa. Eh.. ternyata sudah disuruh tinggal oleh dokter. Jadilah malam itu, jadi tate yang baik ngurus ponakan, untung saja dia tidak rewel. Saya sukses membuatnya tertidur tanpa sekali pun bertanya dimana ummi dan abahnya. Dini hari sekitar pukul 01.00, terdengar deringan telpon ibuku, ternyata kabar bahwa cucu perempuannya telah lahir. Alhamdulillah.. terdengar begitu bahagia dan penuh syukur suara ibuku. Betapa tidak, kelahiran yang diperkirakan akan sulit karena sungsang ternyata terjadi dengan mudah. Operasi yang sedari kemarin diperbincangkan selalu tidak terjadi. Ini tidak terlepas dari perjuangan keras ibunya untuk melahirkan normal. Sejak mengetahui anaknya sungsang, entah berapa dokter yang telah ditemui, berapa cara yang coba dia temukan. Hingga ia mendapatkan sebuah informasi di internet, cara agar posisi sungsang bisa diubah dan agar bisa melahirkan normal. Mulailah prosesnya dengan konsultasi dokter dan juga diurut serta perutnya dipasangkan gurita (katanya, saya belum tahu banyak nih hehehe…). Walhasil, 5 hari tidak boleh mandi, selama gurita itu dipasangkan. Perjuangan itu akhirnya terbayar dengan manis.
Salah satu hal yang menjadi pemikiran banyak wanita ketika akan melahirkan dengan cara operasi adalah nanti yang operasi dokternya perempuan atau laki2? Yang asistenya juga laki2 atau perempuan, yang ahli anastesi laki2 atau perempuan. Kadang sudah pesan dokter perempuan, eh… asisten atau ahli anastesi ternyata cowok. Kan sama saja. Akhirnya bisa jadi beban psikologi ibu hamil untuk melahirkan. Apalagi bagi para bumil akhwat. Kebayang kan? Iya sih, ini adalah kasus diluar dari ketentuan untuk tiak dilihat aurat kita oleh laki2. Ini kasusnya beda. Ii dikecualikan, demia pengobatan, atau demi keselamatan. Tetapi tetap saja, ini adalah beban. Dan kalau bisa tidak berhadapan dengan dokter laki2, atau ahli medis laki2 kakn lebih baik lagi. Ahh.. untungnya, para bidan semuanya adalah perempuan. Itulah sebab, kenapa melahirkan normal bagi kakakku sangat penting.
Saya tidak tahu, apakah ponakanku lahir masih di tanggal 13 november atau sudah masuk 14 november. Yang jelas, dia lahir dengan bulan yang sama dengan ibunya. Mengunjunginya di hari pertama lahinya, dia begitu cantik. Lihat saja di fotonya, catik kan? Jemari kaki dan tangannya terlihat panjang2. Kata ibuku, ngikut ke abahnya, nanti jadi “penjolo’ langit” atau tiang listrik. Hehehe., ada2 saja. Tetapi hidungnya mirip hidung ibunya, hahaha… sama dong dengan hidung tantenya :D.
Apapun itu, welcome my new nephew. Welcome in the world. Semoga engkau tumbuh menjadi anak sholehah, dan menjadi akhwat tangguh seperti ibumu. Hmmm… tapi, dia belum punya nama… bagusnya namanya siapa ya? Eh..eh..eh… itu bukan urusanku J.
GIL, 16, 11,2015
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar