Langsung ke konten utama

Sepatah Kata Dari Pak Din

SAMBUTAN TABLIGH AKBAR MUKTAMAR ‘AISYIYAH
Oleh: Prof. Din Syamsuddin

Assalamu’alaikum wr.wb. Alhamdulillah wasyukrilah walailaha illah ‘aliyil adzhim. Banyak pertanyaan dari orang di luar negeri tentang organisasi perempuan Muhammadiyah. Mengapa menggunakan istilah ‘Asyiyah. itu karena dari nama istri Rasulullah. Karena nama Muhammad ada dalam kata muhammadiyah. Mengapa menggunakan nama istri aisyiyah. jawaban saya secara spontan, karena aisyah adalah istri Rasulullah yang cantik, cerdas, dan aktivis, dan intelektual, pejuang. Apakah jawaban saya betul? Apakah jawaban saya salah. Saya langsung berimajinasi tentang aisyiyah. adalah orgnisasi perempuan yang cantik2, Cerdas dan menjadi pejuang. Itulah citra diri ‘Aisyiyah. kalau ada perempuan yang masih muda, jika ada pemuda yang ingin mencari wanita yang cantik dan sholehah maka carilah pada putri asiyiyah. Juga aisyiyah punya watak dan tegas. Seperti, jangan coba2 mau poligami. Buya Syafii mengatakan jangankan melakukan, bermimpi saja tidak berani. Apalagi kalau itu PP mungkin PPA akan melakukan pleno untuk menyampaikan mosi tidak percaya. Sama ketika dulu mencari istri setelah istri pertama wafat. Kemudian setelah dinasehati ketua ortom sendirian, nanti terkena fitnah. Kami sudah memilih seorang istri yang baik. Karena begitu banyak proposal. Saya tunggu proposal dari PPA tak kunjung hadir. Sehingga memilih sepupu dari istri sendiri. Memang kita kaum lelaki muhammadiyah dikenal minal khoifin. Jika kamu penakut, maka jadilah minal khoifin. Ada keinginan tetapi tidak ada keberanian. Tetapi tidak apa. Saya sangat menghargai sikap kebiasaan kita. 
 
Kita membangun keluarga dengan kehidupan sakinah dan warahmah, seperti pada ayat yang dibacakan tadi “Hayatan Toyyibah” kehidupan yang baik. Baldatun Toyyibah itu dalam kawasan berbangsa. Tetapi tidak akaan ada kalau tidak ada Usyro Toyyibah. Dalam bahasa arab mengandung arti baik, tetapi sebenarnya terbaik. Tetapi tidak ada Usyro kalau tidak ada Hayatan Toyyibah. Kehidupan yang baik. Harus menghiasi kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, aisyiah mesti bertanggungjawab terutama fakta bahwa adanya peningkatan angka perceraian di Indonesia yang sangat signifikan. Ternyata angka itu banyak terjadi karena gugatan istri. Istri sudah mulai berani menggugat. Lebih menarik lagi, ternyata angka meningkat, juga karena SMS. Akibat SMS, atau sekarang BBM, WA, dsb. Karena mudahnya komunikasi, sehingga saat suatu pagi ditangkap oleh istri dan ada kalimat honey, maka disitulah prahara rumah tangga terjadi. Dan tidak sedikit menjadi penyebab. Salah satu masalah yang dihadapi: robohnya bangsa kita. Kalau dulu ada runtuhnya surau kita. Bukan lagi di suamatra tetapi semua daerah. Maka ini juga serius, dan tak kalah lebih serius adalah robohnya bangsa kita. Rumah, rumah tangga tidak lagi menjadi benteng liberalisasi budaya, penyaringan segala penyimpanagn

Agar memberikan perhatian pada kehidupan warga. Salah satunya adalah bagaimana bapak-ibu, menampilkan tanggungjawab pendidikan kepada anak-anaknya. Memang sudah tanggungjwab berdua. Tetapi pendidikan anak akan lebih baik dan afdol jika dilakukan oleh ibu. Kedua orang tuaanyalah yang bisa membawa seorang anak, meski mereka awalnya adalah fitrah. Memang yang bertanggungjawab adalah orang tua, tetapi yang paling bertanggungjawab adalah ummi. Ummuka..ummuka..ummuka wa abuka… bagaimana tidak seorang perempuan sejak anak mereka berada di dalam kandungan, pra natal, akan dekat dengan anaknya, sehingga wajar jika dekat dengan ibunya. Apalagi jika ayahnya bang toyyib sehingga datanglah ayu

Jadi aisyiyah mesti menjadi kekuatan untuk membangkitkan kaum yang roboh, dan kaum ibu ada perkataan bahwa kaum ibu bagaikan madrasah, jika disipkan dengan baik, maka kita telah menyiapkan generasi yang terbaik. Saya menitipkan ‘Aisyiyah untuk menggerakkan, MUI telah menyerukan: kembali kepada keluarga. Inilah benteng terakhir atas gempuran paham yang ada saat ini.

Saya pesankan seperti pada muktamar: mohon kita tampilkan marwah Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah. baik kedua muktamar tersebut harus menjadi teladan “Role Model”. Karena di tempat lain masih decklock karena membahas tatib. Sehingga harus di skors. Memang beda dengan kita, tatib sudah selesai. Dan disahkan. Sehingga tidak maslaah lagi di muktamar. Tetapi tetap menjaga tenggangrasa, dan menjaga hak-hak kita. Mari menjaga muktamar untuk tetap elegan dan bermartabat.\
 
#Latepost #MuktamarAisyiyah #Makassar #BalaiPrajuritManunggal

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap