Hari ini, saya ingin marah. Dan saya yakin siapa pun akan maraj jika dalam kondisi ini. Dan lagi-lagi pula saya harus menahan amarah. Alas an pertama bahwa saya sedang puasa. Maka amarahku kualihkan dengan bertemu denganNya. Ada sesak di dalam sana. Ada penat di sana. Dan ada rasa yang membuncah-buncah ingin meledak keluar. Memang, tak mudah menahan diri jika amarah ingin membabi buta. Serasa ada berkilo-kilo beban yang harus ditahan, meski berat dan sakit, tetapi harus tetap menahan beban seberat itu. Belum tuntas dengan menghadapNya, pun ditambah dengan membaca QalamNya. Tetap saja amarah ingin meledak-ledak keluar. Ahhh…. Menahan marah memanglah berat. Wajarlah banyak yang ketika marah menjadi kalap dan melakukan hal yang membahayakan bahkan tidak manusiawi. Ishbir yaya… ishbir…. Allah sedang menguji puasamu. Apakah benar puasa yang kau jalani mampu menahanmu untuk marah. Woles…woles…..
Kalau begini, jadi ingat dengan anak seorang teman. Ketika ibunya terlihat marah langsung membacakan hadist andalannya:
“Laa taghdab Walakal Jannah”
Kalau anak kecil bisa mengingat hadist itu, kenapa saya tidak. Ayo yaya….. laa taghdab….
Palopo, 18 Juni 2016.
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar