Langsung ke konten utama

Carut-Marut Negeri Hoax

Apalagi yang belum tersisa dari negeri ini?. Kondisi yang semakin mengkhawatrkan. Persatuan yang semain retak. Tolransi yang sudah diambang kehancuran. Fitnah semakin merajalela. Kekuasaan semakin menerkam sana-sini. Pemerintah yang tak bisa memberi kepercayaan dan rasa aman untuk rakyatnya. Wakil  rakyat yang semakin rakus kekuasaan. Rakyat yang semakin menderita. Masyarakat yang semakin diprovokasi aneka wacana. Sosmed menjadi ajang unjuk pendapat, saling menghina, menjatuhkan. Bahkan agama yang dianggap bisa meneduhkan, malah dinista, dan pemukanya dihina dan ditenggelamkan. Lalu akan kemana negeri ini? apakah negeri yang damai, indah, asri, dan santun akan menjadi negeri dongeng dahulu kala?. 

Negeri yang damai sudah carut-marut, pertengkaran sana-sini. menuding sana-sini. melaporkan sana-sini. tersangka-mempersangkakan sana-sini. negeri yang indah berubah jadi negeri yang muram dengan berita memprihatinkan setiap hari. belum selesai kasus korupsi, bertambah kasus narkoba. belum seesai kasus narkoba, berdert kasus lainnya, pembunuhan, pemerkosaan, penipuan, dll. negeri yang asri malah menjadi negeri yang rusuh. rakyatnya rusuh, aparatnya rusuh, wakilnya rusuh, eh.. pemimpinnya juga rusuh. Negeri yang terkenal dengan tata kramanya, malah menjadi nnegeri dengan kicauan sumpah serapah setiap hari. di dunia nyata, dunia maya, media massa, juga media elektronik. Menista, mengolok, menjatuhkan.  Dan yang semakin parah adalah, hoax semakin merajalela. entah, manalagi berita yang benar dan mana berita yang hoax. 

Dengan kecanggihan teknologi dan informasi ternyata justru semakin memuluskan menyebarnya berita hoax. Gambar mulus diedit, tulisan mulus meyakinkan. Kalau tidak benar-benar tabayyun, kita hanya akan termakan hoax setiap hari. bukan hanya politik yang dihoaxkan, bahkan diranah agama pun, orang berani bermain hoax. Kebenaran di-hoax-kan, kebatilan pun di-hoax-kan. Mau jadi apa negeri ini? Negeri Hoax? 

Aduhai negeriku. Mengapa wajahmu makin kusam dan carut-marut? Apakah negeriku juga hanyalah negeri hoax?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap