Langsung ke konten utama

Bintang Tak Selalu Terang

Apakah bintang selalu terang? Rasanya lampu lebih terang di malam hari daripada bintang. Bahkan lilin pun tampak lebih terang. Tetapi mengapa banyak yang lebih memuji bintang?. Itu karena bintang bersinar di langit yang gelap. Kegelapan menjadi lebih indah dengan hiasan bintang. Meski hanya kedipan cahaya, tetap saja mengagumkan bukan?

Apakah semua bintang terang? Ada banyak bintang. Namun yang lebih nampak bagi mata adalah dia yang paling terang. Bagaimana ketika langit tampak terang karena cahaya lampu di mana-mana?. Bintang kemudian jadi tak kelihatan. Manusia pun bergumam "ahh... tak ada bintang malam ini". Benarkah bintang tak ada?. Bukankah bintang selalu ada, tak pernah hilang atau pergi. Selalu saja ada di langit. Mungkin posisinya berubah karena rotasi, namun keberadaannya selalu ada. Atau digntikan oleh bintang yang lain. Mengapa tak tampak? Karena usaha belumlah usai. Kadang dibutuhkan usaha yang lebih untuk melihat bintang. Butuh lebih fokus untuk menunjuk keberadaannya. Meski pada akhirnya cuma berupa kedipan cahaya, tetapi orang akan bergumam "hey... lihat disana. Bintang itu terang". 

Pun akan sama dengan manusia. Terkadang yang nampak di depan mata hanya yang berkilauan bak permata. Yang paling pintar yang paling cerdas. Yang paling cantik. Yang paling kaya. Yang paling keren. Yang jd pejabat. Yang pekerjaannya mapan. Yang hebat ini dan hebat itu. Kita lupa melihat bahwa di sekitar kita masih banyak hal yang perlu dikagumi dan diakui. Hanya pengakuan kita sebatas pada apa yang langsung tampak. Terkadang kita mudah menjudge seseorang bodoh, kurang, tidak mumpuni, tidak cerdas, tak punya potensi, tak punya kompetensi. Benarkah??? Bukankah Allah menciptakan makhluk dengan keunikannya masing-masing?. Berarti tiap individu pasti punya kelebihan. Pun sama dengan anak didik kita. Jangan mendefenisikan potensi hanya pada mereka yang pandai matematika. Pandai ilmu eksak. Atau pandai bahasa inggris. Sedangkan dia yang pandai mengorganisir teman-temannya kita lupakan. Atau sekedar menjadi tempat berbagi cerita bagi temannya kita lupakan. Itu juga potensi!. 

Ingatlah... 
"Tidak semua bintang terang. Yang membuat terang adalah keinginan untuk melihatnya".

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap