Mungkin saya sudah tidak diterima disini. Hingga semua hal rasanya tak ada satupun yg berjalan seperti mauku. Semua yg kuharapkan tak ada yg jadi kenyataan. Dan semua sesuatu seakan pergi. Rasanya ingin berperilaku antagonis hari ini. Ingin mencaci. Mencerca. Memaki. Berteriak. Histeris. Menangis. Sesunggukan. Dan mengadu. Namun tak satupun dapat kulakukan. Hanya disini di tempat dimana 2 tahun aq ditempa menggapai impian. Di bawah rimbunan pohon. Di sebuah kursi taman panjang yang mulai menua. Mungkin ia pun merapuh seperti diriku saat ini.
Hari ini. Kuharap menjadi titik awal memulai senyum. Dan berharap happy will come true. Hingga kuimpikan hari ini menjadi salah satu hari bahagia. Pertemuan hanya hayalan. Hanya lagu sendu penuh dengan harapan. Seperti nuansa saat ini. Nuansa yang seharusnya kuiringi dengan banyak isakan. Pertemuan yang tak kunjung tiba. Dan kabar yang seharusnya bahagia tetapi justru terasa pahit. Amat pahit. Tak seharusnya memang. Karena sejak lama harusnya ini terhenti. Namun inilah titik klimaksnya. Berita bahagia yang memilukan.
Perjalanan yang kuimpikan bisa memahat kenangan dan memanen kebahagiaan. Namun justru ada 3 lagu sendu yang kudengarkan. Mataku rasa nanar. Hatiku rasa sendu. Harapanku rasa tawar dan bahagiaku rasa jauh. Entah.. apa bahagia tak berhak untuk kukenyam?. Disini. Angin berhembus sepoi seakan tahu kalau hatiku ingin diayun. Disini, senja semakin temaram. Seperti senyum yang semakin temaram untuk kusunggingkan.. Hati rasanya akan meledak. Ingin rasanya ada di puncak jayawijaya. Sendiri dan tak terlihat. Biar tangisan ini bisa meledak selayaknya.
02 Mei 2017. Di Hari Pendidikan yang hati masih juga tak terdidik.