Langsung ke konten utama

Barakallahu fi Umrik Myself

Bukan golongan penganut ultahisme sih. Cuma pengen aja menunggu pukul 00.00. Hanya pengen merasakan bagaimna sih rasanya memasuki usia baru?. Meski rasanya sama saja, tapi biarlah. Hehehehe.... So, apa yang istimewa?. Rasanya tidak ada. Sama saja. Hanya perasaan dan kesadaran yang makin bertambah bahwa: Wah... saya benar-benar telah tua. Aihh... mau bagaimanapun saya menolak, fakta tidak bisa berbohong. Saya benar2 telah tua pemirsa :D. Iya sih,.. teman2ku kalau dilihat sudah pada punya anak yang sudah gede2. Pada masuk SD. Ehh... bahkan ternyata ada yg anaknya sudah masuk SMA. Mungkin tamat SMA dah nikah kali. Nah kalau saya?. Upss.... jangan ditanya ya? Pertanyaan sensi sih wkwkwkw... tp nggak apa. Saya tanggapin aja sendiri. Gimana bisa punya anak juga lha wong nikah aja belum. Upppzzz.... ehh ketahuan. Nah biar aja kan daripada ditanya, mending nangkis duluan. Ya kan?. 

Ahhh.. jodoh lagi.. jodoh lagi... entah sudah tahun keberapa pertanyaan ini masih saja melilit tiap tahunnya. Sampai kapan?. Wallahu 'alam. Mungkin sudah khatam. Meski kadang kesel juga kalau ditanya tentang ini terus. Lalu harus jawab apa?. Ahhh... tetap saja, aku menyerahkan pada tangan Tuhan untuk mengatur perihal ini. Aku pasrah saja dengan takdir apapun yang kelak akan aku jalani. Karena seberapa keras aku berusaha, yang membuatnya jadi adalah Dia. Apapun itu, aku manut ya Rabb. Hanya tiap tahun pula kupinta hati yang lebih sabar dan ikhlas. 

Tak ada yang lebih istimewa kali ini. Selain keyakinan bahwa Tuhan-ku pasti memberi jalan yang terbaik. Syukran ya Rabb atas segala nikmat-Mu hingga saat ini. Syukran atas segala bahagia yang diberikan untukku. Dan terselip disetiap helaian do'aku selalu: Maafkan hamba yang penuh dosa ini. Maafkan hamba dengan segala kelalaian, kemaksiatan, kemunafikan, keburukan yang pernah ada. Syukran yaa Rabb... maaf ya Rabb...

Barakallahu fi Umrik Myself. May Allah always bless you and miss you. Wish u all the best. And keep strong.. keep smile.....

#10082017

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap