Langsung ke konten utama

RIP to Arafah

Pertanyaan hari ini: Sejak kapan bertemu dan akrab dengan St. Arafah Yusuf?. Sosok yang hari ini memenuhi beranda sosmed dan wajah serta senyumnya seolah menari-nari seharian ini. Saya tak tahu persis kapan pertama kali bertemu. satu hal yang kuingat adalah, saya pertama kali akrab dengan sosoknya saat kejadian di gambar ini. Yang kemudian diikuti dengan momen-momen lain. Dan kebanyakan adalah momen karena kira satu ikatan dalam organisasi Muhammadiyah, entah IPM atau di nasyiah.

Saya ingin mengenang kembali momen di gambar ini. saat itu saya diundang membawakan materi dalam kegiatan IPM kota Makassar. Tempatnya tak lain adalah di Ta'mirul Masajid Jl. Banda. Tempat yang menyimpan banyak kenangan selama aktif di IPM. Saya lupa itu kegiatan apa. Namun, yang jelas ketika pagi menyapa keesokan harinya kami sempat bercerita di pelataran mesjid, tetapi entah bermula dari ide siapa kami pun menaiki menara mesjid. Sebelumnya, saya pernah naik ke menara ini bahkan pernah manjat ke bagian atap mesjid sampai ke kubah malah. Menara itu jadi salah satu tempat favorit apalagi jika igin melihat indahnya hamparan kota Makassar. Dan kami pun dengan sigap menaiki anak tangga yang lumayan banyak dan berliku demi mencapai puncak menara. Kalau tidak salah, saat itu yang naik menara adalah Saya, Arafah, CUnna, Fitri, dan Habib. Sedang yang lainnya asyik di depan pelataran mesjid duduk, bercanda, dan bahkan ada yang berlatih silat (Seingatku Deivi salah satunya), juga ada Chimink, Faisal, dll.

Sampai di puncak menara, dengan agak takut memposisikan diri, mencari posisi terbaik supaya nyaman dan tidak takut berada di ketinggian. Lumayan sih tingginya, apalagi bagi orang yang phobia ketinggian. Dan disitulah kami menikmati pemandangan kota Makassar diiringi canda, calla, dan juga cerita kami. Disitulah saya baru mengenal sosok Arafah IPM kota Makassar dengan tipikal ceria dan supel. Masih erat dalam ingatan bagaimana sosok Arafah yang baru saja kukenal lebih dekat menyapa, bercanda, ceria. Saya menikmati bersama mereka. Mendengar tawa dan candaan mereka menjadi hiburan tersendiri di pagi itu. Sambil memandang hamparan kota dengan pikiran masing-masing, kami juga bercerita banyak hal. Kami benar-benar lama di menara itu, entah apa saja yang kami bahas. Adakah yang masih mengingatnya?

Selanjutnya banyak momen bersamanya. Momen PKTM 2 di SMK Muh Makassar, saya lupa apakah dia sebagai peserta saat itu atau panitia, atau fasilitator. Juga momen di PKTM 3. Kayaknya sering moemen bersama adalah di kegiatan IPM. APa yang kuingat selalu dengan sosoknya?. Si sipit berkacamata, yang supel, ceria, senyum yang khas, suara kecil, dan jangkung. Saat bertemu, dia pasti menyapa: kak Yaya...

Ahhh... saya rindu suara itu, panggilan itu, senyum khas itu, dan juga keceriaannya. Hari ini, rasanya senyumannya menari-nari. Pagi tadi, berita tentangnya benar-benar membuat kaget dan seolah tak percaya. Allah telah memanggilnya. Tak pernah kudengar berita tentang sakitnya, lalu datanglah berita kepergiannya.

Innalillahi wa inna ilaihi rajiuun. Allahummaghfirlaha warhamha wa'afiha wa'fu 'anha.

Semoga diampuni segala dosa-dosanya, diterima segala amal kebaikannya, diwafatkan dalam keadaan husnul khatimah, di lapangkan kuburnya, di jadikan bidadari syurga, dan di kumpulkan kembali bersama sanak keluarganya di syurga. Dan juga semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran dan ketabahan, serta keikhlasan. Sekuat dan besar apapun kita menyayangi dan mencintai dia, Allah jauh lebih mencintainya. Kelak, kita semua akan menyusulnya cepat atau lambat. Duka kehilanganmu hari ini dek.. dan afwan hingga akhir tak bisa melihatmu tuk terakhir kalinya 😭😞😩

Renungan untukku hari ini:
"Bukankah di dunia ini kita hanya DATANG dan PERGI?. Bukankah benar bahwa KEMATIANLAH yang lebih PASTI datangnya?. Bukankah kita semua akan PERGI dan DITINGGAL PERGI?. Itu artinya, HIDUP ini hanyalah PERLOMBAAN menjemput KEMATIAN. kita hanya menunggu apa ASBABNYA".

Palopo, 10 November 2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap