Langsung ke konten utama

Celoteh Senja

Celoteh senja kali ini...

Pernah bepergian sendiri? Kalau saya sering. Hampir selalu malah. Hahah.. Kedengarannya ngenes ya?. Ah, tak apa. Di kubur juga akan sendiri kan?. Nah, loh malah jd ngeles. Hahaha.. Biar...😜.

Sore ini. Habis melaksanakan tugas negara ber-FDS, ngacir jalan ke pinggir laut. Jalan sambil mikir mau duduk dimana ya?. Cari tempat duduk yang agak banyak orang deh, supaya gue nggak kelihatan banget kalau sendirian. Atau dengan kata lain supaya gue nggak terlihat ngenes πŸ˜€. Dan... Alhamdulillah, ada yang jual minuman dingin dan ada tempat duduknya, plus belum ada pelanggan. Jadi.. Gue bisa duduk disitu. Seolah-olah gue tak sendiri😜.

Setelah mesan seporsi Thai Tea, duduk ngambil posisi, buka laptop, buka hp, connecting wifi, dan buka blog (seolah sibuk gitu hahaha). Baru juga duduk beberapa saat langsung ditanya oleh ibu yang menjual
She : fakultas apaki di IAIN dek?
Me : (bingung sejenak) ohhh... Sy di Unanda bu
She : ohh.. Kukira anak STAIN ki

Mungkin karena dekat STAIN kali ya? Atau mungkin gaya pakaian? Atau karena tubuh yang mungil atau karena wajah yang amud? 😜. Saya cuma senyam-senyum sambil melanjutkan sok sibuknya sambil sruput thai tea.

Bisa dikatakan, amanlah saya kali ini. Beberapa orang datang dan duduk di sekitarku. Jadi yah, nggak terlihat ngenes-lah kalau lagi jalan sendiri. Hingga rona merah makin tampak di atas sana mewarnai langit yang semakin pekat, pertanda malam semakin merayapi. Kubereskan semua barang dan berencana bergegas pulang setelah mengambil beberapa pic ala yaya. Saat sudah mau bergegas, si ibu bertanya lagi,

She : Tinggal dimana dek disini?
Me : oh, disana bu (sambil nunjuk). Nanti lewat samping STAIN (padahal nggak ditanya lewat manaπŸ˜€)
She : terus, mana teman ta? Kenapa sendirian ji kesini?
Me : (glekk.. Nah kan... ditanya begitu) hehehe.. (cengengesan) ndak ada temanku dekat sini bu.
She : oh, iya di, karena disana kita kampus ta. Ajak juga teman ta kesini kalau jalan2 ki lagi dek.
Me : hehehe... Iye bu. makasih bu, saya balik dulu..
She : iya dek. Sering-sering datang kesini nah. Dan ajak teman2 ta
Me : iye bu. Sambil berlalu dengan ketawa

Ini ceritaku. Mana ceritamu? 😊
14 Desember 2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap