Menyibukkan diri, bukan berarti harus melupa bahwa diri pun perlu sesekali dihadiahi. Tetapi hadiah terbaik saat ini memang adalah sibuk. Dengannya fikiran akan beresonansi menyeimbangkan setiap nada yang ada. Kadang fluktuasi itu menyentil ego tuk menaikkan volume suara, atau mungkin mengalirkan derai. Wajarlah, semua adalah ritme hidup
Ada mantra yang selalu ampuh tuk diucapkan:
ﻻ تغضب ولك الجنة
Sibuk adalah variabel nyaman bagi mereka yang lelah berdebat dengan alur pikiran diri. Bukankah memang kita diperintahkan untuk berlomba berlelah-lelah di dunia ini?. Kala satu urusan selesai, maka segeralah menuju urusan lainnya. Pemburu dunia? Iya, kalau materi atau jabatan, atau penghargaan yang dikejar. Tetapi lelah bukan hanya pada dimensi itu.
Apapun sibukmu. Seberapa besar lelahmu. Semoga semua karena Lillah. Dan semoga tidaklah sia-sia. Karena yang lebih merugi dari tak punya lelah adalah mereka yang capek berlelah-lelah tetapi tak mendapatkan apapun selain dahaga.
Dan (juga) semoga sibukku dan sibukmu dimudahkan oleh sang maha pemberi kekuatan.
اللَّهُمَّ لاَ سَهْلَ إِلاَّ مَا جَعَلْتَهُ سَهْلاً وَأَنْتَ تَجْعَلُ الحَزْنَ إِذَا شِئْتَ سَهْلاً
Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali yang Engkau buat mudah. Dan engkau menjadikan kesedihan (kesulitan), jika Engkau kehendaki pasti akan menjadi mudah.
Bukan kesulitan yang membuat kita takut, tapi ketakutan yang membuat kita sulit. Karena itu jangan pernah mencoba untuk menyerah dan jangan pernah menyerah untuk mencoba dalam amanah, keikhlasan dan kejujuran. Maka jangan katakan pada Allah aku punya masalah, tetapi. katakan pada masalah AKU PUNYA ALLAH Yang Maha Segalanya" ...Ali bin Abi Thalib. ra
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar