Assalamu'alaikum teman-teman.... semoga tulisan ini pada akhirnya dibaca oleh teman-teman pendamping PKH di tempat lain. Bukan mau nulis gimana-giman, cuma pengen berceloteh aja, menulis kisah yang kelak kan menjadi sejarah. Tapi sebelumnya, semangat teman-teman pdp atas kerja dan kinerjanya. sehari lagi menuju final closing.....
Sebagai pendamping, tentu yang namanya pemutakhiran bukan hal yang biasa lagi. hanya saja pemutakhiran sebelumnya dan sekarang rada-rada berbeda. kalau sebelumnya pendamping hanya mencari tahu dan mengumpulkan apa yang berubah dari KPM untuk diperbaiki lalu disetor ke operator, sekarang yang input langsung adalah pendamping. Jangan ditanya pendamping se-Indonesia ada berapa. Dan khusus untuk pemutakhiran kali ini, momennya pas banget siswa belum lama masuk sekolah, hingga minta suket dan raport juga masih kucing-kucingan dengan KPM.
Bukan hanya itu, pemutakhiran kali ini diawali dengan drama mbak Desil 4 dan 4+. pertemuan bulanan dengan KPM pun jadinya harus dipadu-padankan dengan validasi mbak desil. Dan saya sendiri drama mbak desil benar-benar bergenre thrailler. Gimana tidak, efek mbak desil keliling satu kelurahan berjalan kaki (nggak tahu kendarain motor sih hahahaha.....), belum lagi pakai acara panjat pagar sekolah pula, dan drama-drama lainnya. Tetapi drama yang ter adalah saat harus ikhlas kehilangan hp beserta semua isinya karena terlindas mobil. Cerita singkatnya begini, saat pulang mengunjungi rumah salah satu mbak desil 4+, hp dikantongin di gamis. ternyata kantongnya nggak begitu dalam. Saat itu dibonceng sama ibuk KPM yang rela ngantar kesana-kemari. Di perjalanan keluar lorong menuju jalan besar tuk naik pete-pete mengejar waktu tuk hadir rapat di kantor dinas sosial, hp sempat berdering tapi saya abaikan. hingga turun dari motor dan pamitan dengan ibuk yang nganterin. Dia ke arah utara dan saya ke selatan. Tak lama ada mobil pete-pete (angkot) lewat, langsung kepikiran cari hp. "loh kok nggak ada?" rogoh lagi dan lagi ternyata emang nggak ada, jadinya batal naik angkot. lalu berpikirlah saya tuk menyusuri lorong mencari si hp dimanakah gerangan terjatuh, sebelum benar-benar masuk kembali ke lorong, keluarlah mobil angkot lain dari lorong tersebut dan singgah tepat di depanku bertanya apakah mau ke arah kota apa tidak, dan... tetiba lihat hp-ku tergelak di rerumputan pas belokan lorong. Dengan was-was sambil berdoa semoga nggak kenapa-kenapa dan yang dipikiran nggak jadi kenyataan, kuhampiri hp mengambil dan membaliknya. hp ku tersenyum kepadaku, layarnya hancur lebur, pinggir kanan amat hancur, sudah bengkok, dan sama sekali nggak bisa terlihat apa-apa. hp-ku wassalam.
Selesai drama-drama mbak desil, selanjutnya drama pertemuan kelompok tuk pemutakhiran dan penyaluran bansos. momennya bertepatan pula dengan ujian final di kampus. jadinya, pagi ke kampus menunaikan tugas sebagai panitia, dan sore pertemuan kelompok sampai malam, bahkan ada yang sampai setengah 10 malam, dan terkadang dilanjutkan ke sekret untuk input data pemutakhiran via e-pkh. Emang keras kehidupanG, kata temanku. Yang lebih membuat keras, sebelumnya sempat drop sepekan karena gejala typus kambuh. Bnear-benar terkapar, tetapi belum sembuh betul, harus selesaikan pertemuan kelompok dan input data, belum ngawas, belum ngajar. Mengeluh? emang guna? mengaduh? mundur? emang semua akan baik-baik saja jika mundur? otakku hanya berkata, jalani saja yaya... mengeluh tak ada gunanya, meski fisik kadang nggak bisa diajak kompromi, tetapi selagi bukan Allah yang menyuruhmu berhenti, lanjutkan saja. Itu yang selalu jadi semangat tuk melanjutkan lagi. Eh, ada drama nyesek juga pemirsa. Saat pertemuan kelompok se-kelurahan, baliknya jam setengah 10, ngenesnya... sandal hilang. entah siapa yang pakai. jadi pulangnya pakai apa? nggak pakai sandal, nyekerrr..... untung malam. untung dianterin sama ibuk kpm. dan untung naik motor. tapi entah ada yang lihat kaki tak berpengalas apa tidak. lucu aja sih, pakai kaos kaki nggak pakai alas wkwkwkwkwk.......
Nah, drama berikutnya tentang penginputan via e-pkh. karena penginputan dilakukan langsung oleh pendamping, dan tahulah jumlah pendamping seberapa banyak, jadilah uji kesabaran kembali digelar. mau nginput pagi kek, siang kek, malam kek, bahkan subuh, leletnya minta ampun. ada berapa yang bisa diinput? pernah, dari maghrib sampai jam sengah 10 malam cuma bisa mutakhirkan 1 kpm. wetzz.. sabar gimana lagi coba?. tiap buka aplikasi, yang ada hanya kedipan logo pkh yang menari-nar depan mata. Bukan nginputnya yang sering, tetapi merefresh ulang aplikasi yang sering. terkadang asik nginput langsung log out. Kadamng inputan sudah diisi pas disave logo vcuma narinari luamaaaaa buangatttt... setelahnya log out juga. Bahkan seharian nginput, cuma bisa nginput 10 kpm. huwahhhhh..... sabar gima lagi yang dibutuhkan? sedang final closing didepan mata. Emang kenapa sih final closing, ya itu sebagai parameter pemberian bansos tahap berikutnya, makanya krusial. salah-salah pendamping yang jadi bulan-bulanan.
Jadinya gimana? ya, sabar wae. Ada yang sambil nginput sambil selesaikan kerjaan. iya sih karena untuk nunggu kedipan logo bisa sampai 30 menit. sedang satu kpm ada 5 blok untuk di save. Ada juga yang sambil tiduran, tetapi gregetnya adalah, kalau badan sudah dibbaringkan dan mata sudah mulai pengen tertutup tetiba aplikasi juga cepat loadingnya. seolah pengen ngerjain kita. ada juga yang nginput sambil pukul-pukul laptop berharap jaringan membaik dan kedipan logo berhenti (ini gue banget xixixi). Adapula yang sambil goyang-goyangin hp supaya jaringan baik, atau goyangin kabel kalau pake kabel koneksi. Meski entah semua itu beneran ada kaitannya ap enggak, entahlah hanya saja begitulah adanya dilakukan. Belum lagi ada yang sambil nyerocos depan laptop, seolah lagi marahin laptop (mungkin dalam perjalann stres kali ya). Intinya, tiap pdp punya gaya penginputan tersendiri. Terkadang sambil melihat gaya teman yang lain, kita tertawa menertawai kekonyolan masing-masing. tetapi itulah hiburan bagi kami. Meski makan nggak makan, makan pun depan laptop, di tempat tidur kadang, mandi juga dijamak, jarang balik ke rumah, mata panda, wajah pucat pasi, tetapi kerjaan ini harus terus berlanjut.
Ah, saya yakin teman-teman pendamping di daerah lain juga merasakan hal yang sama. Kerja ini memang adalah kerja penuh pengorbanan. katanya sih kerja ikhlas (semua kerjaan sih mesti kerja ikhlas menurutku). Intinya, apapun kondisi dan bagaimanapun sulitnya, teruslah berjuang dan jalani. Mungkin gaji kita tak seberapa, mungkin pula kerjaan kita dipandang sebelah mata. Atau mungkin, status kita bukan apa-apa, tetapi siapa yang tahu kerjaan ini justru yang meraup banyak amal. Berhenti mengeluh, bukankah memang dunia untuk berlelah-lelah?
#tohelppeopletohelpthemselves #pemutakhirantahap4 #pkhkotapalopo
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar