Langsung ke konten utama

Balasan Perbuatan


Prinsip yang diketahui adalah, siapa yang berbuat kebaikan akan mendapat balasan kebaikan pula dan siapa yang berbuat kejahatan akan mendapatkan balasan keburukan pula. Kalau istilah yang di kenal oleh masyarakat adalah "Karma". Tidak ada istilah karma dalam islam, tetapi “Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya, dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya” (Qs. Al-Zalzalah: 7-8).

Hal inilah yang harus diyakini bahwa benar apapun yang kita lakukan akan ditemui hasil dari perbuatan kita. Apa yang ditanam itulah yang kelak dipanen. Bagaimana bentuk balasan tersebut?. Wallahu'alam. itu adalah perkara urusan Allah. Kita hanya perlu yakin dan melihat sekeliling atau mungkin diri sendiri. Namun dalam ceramah Ust. Khalid Basalamah, balasan perbuatan itu bisa jadi tidak dalam bentuk wujud yang sama atau mengenai diri kita, tetapi bisa jadi dalam bentuk lain atau mengenai orang sekitar kita, tetapi belasan itu akan lebih dari yang dilakukan. Bukan untuk membuat manusia menderita, tetapi sebagai efek jera dan bukti bahwa apapun yang dilakukan pasti punya balasan. Hal inilah yang akan menjadi reminder bagi diri setiap kali akan berbuat keburukan, selalu ingat bahwa kelak akan ada balasannya. Bagaimana jika telah bertaubat? kalau bertaubat bukankah dosa akan diampuni?. Benar. Jika berdosa kepada Allah, maka Allah bisa langsung mengampuninya, tetapi jika berdosa kepada manusia maka harus meminta maaf dan ridha dari orang yang disakiti terlebih dahulu barulah ke Allah. tetapi dari keduanya, meski telah taubat dan meminta maaf, tetap saja balasan akan kita temui. Jangan berfikir sudah taubat, balasan perbuatan di masa lalu tidak akan datang. Entah cepat atau lambat.Yang diampuni adalah dosa kita, berarti pemaafan kita, hukuman kita berkaitan di akhirat kelak, tetapi hukum balasan perbuatan tetap saja akan berlaku.

Misal kamu iseng membuat membuat orang lain terjatuh dengan menghadang kaki teman yang sedang jalan, bisa jadi kelak kamu akan terjatuh pula dengan cara yang lebih ekstrim dari yang kamu lakukan. Bisa jadi jatuh dari sepeda, jatuh dari tangga, jatuh dari motor, dsb. Saat kamu mencacimaki orang lain, kelak akan ada momen kamu menjadi korban cacimakian orang lain, yang kata-katanya akan lebih pedas. Kalau kamu pernah menyakiti seseorang, suatu saat kamu akan tersakiti oleh orang lain pula. Mungkin dengan alasan berbeda, tetapi rasanya akan lebih dari yang pernah dirasakan oleh orang tersebut. Maka jika kamu pernah menipu seseorang, memberi janji palsu, entah janji apapun itu, suatu saat akan ada masa kamu pun akan diberikan janji palsu orang lain. Kalau bukan tepat dirimu yang menerimanya, mungkin orang terdekat di sekitarmu. Tetapi kamu merasakan sakit karena penipuan atau janji tersebut. kemanapun pergi, tak ada manusia yang bisa lolos dari perbuatannya sendiri.

Mari memikirkan perbuatan apa yang telah dilakukan? Jika perbuatan itu baik, tunggulah akan segera hadir balasan perbuatan baik itu. Tetapi tidak perlu memikirkan atau menunggunya. Nanti jatuhnya malah tidak ikhlas atau riya, karena mengingat-ingat kebaikan. Biarkan tangan Allah yang bekerja untuk menghadirkannya untukmu. Kelak kamu pasti akan terkesima dengan segala kebaikan yang kau temui. Itulah buah dari kebaikanmu di masa lalu. Jika perbuatan buruk yang lebih sering kamu lakukan, kelak akan hadir keburukan di kehidupanmu. Meski kamu telah bertaubat, tetaplah bersiap kamu menemui hal buruk dalam hidupmu. Semua sebagai balasan perbuatan, bukan agar kamu menderita pula, tetapi agar kamu sadar, perbuatanmu pasti dibalas. Karena dibalas maka kamu akan kembali menimbang-nimbang acapkali akan melakukan keburukan.

#selfreminder
Yaya Afifatunnisa

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap