Tiap hari kita menyapu lantai rumah atau pekarangan. Dan hampir tiap saat kita pun memperhatikan pola perilaku kebersihan. Tetapi mengapa tiap hari pula saat menyapu debu tetap ada bahkan terkadang banyak? Bukankah kita sering membersihkannya?. Lalu dari mana datangnya debu itu?. Meskipun tiap hari dibersihkan debu tetap saja ada.
Bagaimana jika kita malas membersihkannya? Atau membersihkannya hanya 3 hari sekali, sepekan sekali, sebulan sekali, atau setahun sekali? Tentu debunya lebih tebal lagi. Dan butuh tenaga lebih ekstra untuk membersihkannya, bahkan tidak bisa langsung serta Merta bersih, perlu berulang kali dibersihkan. Bukan berarti tidak bisa bersih, tetapi butuh lebih usaha, waktu. Dan setelah bersih bukan kembali seperti sebelumnya; membersihkan hanya sesekali, saat benar2 kotor dan mengganggu.
Seperti itu pulalah dosa. Sadar atau tidak, kita masih sering melakukan dosa. Jika kita sadar mungkin kita langsung beristighfar, tetapi ada pula yang sadar tetapi masih ogah-ogahan memohon ampunan. Dan ada pula dosa yang tidak kita sadari, inilah yang mungkin menumpuk perlu untuk membersihkannya. Artinya, karena manusia tempatnya Alfa, salah, khilaf, dan dosa, itu artinya kita tiap hari mengumpulkan dosa. Dosa itu ibarat debu di lantai rumah kita. Apakah kita membersihkannya setiap hari, atau menunggu tertumpuk, bau, dan mengganggu barulah kita tergerak untuk membersihkannya. Istighfar adalah jalan membersihkan dosa yang telah dilakukan sengaja atau tidak disengaja. Semakin sering beristighfar, maka akan semakin ringan dosa dibersihkan. Tetapi jika istighfar kita hanya hadir saat terpuruk entah kapan hari, atau hanya saat hari Jum'at, atau hanya saat lebaran, coba bayangkan betapa tebalnya lapisan dosa yang tertumpuk. Membersihkannya butuh kerja yang lebih keras, tidak sekali istighfar dosa langsung luntur seketika. Perlu lebih banyak, lebih sering, lebih intens.
Istighfar sesering mungkin adalah cara bagi kita membersihkan dosa yang melekat pada diri kita. Semakin sering kita beristighfar semakin mudah dosa kita terampuni, dengan izin Allah. Sampai kapan? Sampai kita dipanggil oleh sang maha pencipta. Karena selama hidup, manusia tetap saja berpeluang melakukan dosa disadari ataupun tidak disadari. Jangan pernah berhenti ber-istighfar, whoever, whatever, whenever you are.